Belajar Crochet, Dari Ibu Sampai Internet

Crochet Dari Hobi Menjadi Seni (3)

Belajar Crochet, Dari Ibu Sampai Internet

- detikHot
Jumat, 06 Des 2013 10:45 WIB
Dewi Yulianti dan crochetnya (Firda Puri Agustine/detikHOT)
Jakarta - Crochet, atau kerajinan tangan menggunakan satu jarum hakken, sering bikin penasaran. Terutama soal proses pembuatannya yang memang tidak begitu mudah.

Pengrajin crochet Hadijah, 23 tahun, bilang hal pertama yang perlu diketahui adalah teknik dasar seperti cara memegang benang dan jarum. Baru setelah itu mengenal jenis tusukan seperti single crochet, double croche, half double crochet, dan treble crochet.

"Kalau sudah hafal teknik dasar, kita sudah bisa bikin apa aja. Project yang paling gampang itu kayak bentuk bunga, dompet hp, dan syal," kata Hadijah kepada DetikHot, Selasa (3/12/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia meyakinkan bahwa membuat crochet tidak sulit asalkan bisa telaten dan mau bersabar di awal belajar. Lagipula, kegiatan ini merupakan sesuatu yang menyenangkan.




Menurut penyuka crochet Dewi Yulianti, 26 tahun, sebelum memulai crochet, seseorang harus menentukan dulu bentuk seperti apa yang mau dibuat. Apakah tas, sepatu, aksesoris, dan lain-lain.

"Lalu sesuaikan benang dan jarum yang akan digunakan dengan project-nya. Misalnya, jika akan membuat sepatu atau baju bayi maka pilihlah benang yang lembut dan tidak menimbulkan iritasi di kulit bayi," kata Dewi.

Dia melanjutkan, untuk pola bisa diperoleh referensi dari buku atau internet. Khusus bagi pemula, disarankan memilih pola yang sederhana dengan tusukan-tusukan dasar.

"Kalau sudah mahir, kita bisa juga bereksperimen membuat pola sendiri," ujarnya.

***

Kini memang kita dengan mudah bisa belajar teknik-teknik dasar, menengah atau lanjut dari internet.

Tapi tak semua pecinta crochet memulai kegandrungannya pada benang dan hakken dengan cara yang sama. Tak sedikit yang ketularan hobi ini secara turun temurun atau dari orang terdekat.

Dewi Yulianti misalnya. Wanita 26 tahun ini menganggap sang ibu sebagai sosok yang membuatnya jatuh cinta pada crochet sejak 2008.

"Awalnya karena ingin memiliki keterampilan dan terinspirasi oleh ibu saya sendiri yang mahir merajut," kata Dewi kepada DetikHot, Senin (2/12/2013).

Tak perlu berlama-lama, ia pun berusaha mencari tahu tentang cara merajut yang ternyata membutuhkan alat mahal. Pasalnya, tak banyak toko menjual jarum breiyen --jarum yang digunakan untuk merajut.

"Lalu saya beli alat yang lain, alias hakken. Lebih mudah didapat dan terjangkau harganya. Mulailah saat itu saya belajar crochet," ujarnya.

Hal serupa dialami Dewi Pujiastuti yang tertarik belajar crochet lantaran sang bunda selalu membuat kerajinan tangan tersebut setiap hari.



Dari hanya sekadar memperhatikan, lama-lama wanita 27 tahun itu merasa penasaran. Mulailah ia belajar diam-diam hingga menyerah dan minta diajarkan.

"Lihat ibu kok asyik banget bikin crochet. Ya, akhirnya saya coba dan ibu yang ajarin," kata Dewi.

Lain halnya dengan Hadijah, 23 tahun, yang mulai tertarik crochet sejak duduk di bangku Sekolah Dasar karena melihat tantenya merajut.

Namun, saat itu dia belum mengerti istilah crochet. Hanya ingin ikut belajar dan menjual hasil karya ke teman-teman. Baru 5 tahun belakangan fokus mendalami ini.

"Dulu masih belum hafal rumus sama teknik, asal bisa saja. Nah, setelah lihat project yang lucu-lucu dan bervariasi, makin paham," ujarnya.

(fip/utw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads