Gumarang Sakti, Berpijak Dari Seni Tradisi Berjaya Hingga Mancanegara

Kembalinya \'Gumarang Sakti\' (1)

Gumarang Sakti, Berpijak Dari Seni Tradisi Berjaya Hingga Mancanegara

- detikHot
Rabu, 04 Des 2013 09:23 WIB
Ecy, putri Gusmiati Suid pendiri Gumarang Sakti (Tia Agnes Astuti/ detikHOT)
Jakarta - Seni tari merupakan salah satu corak kebudayaan yang ada di Indonesia. Beragam daerah mempunyai ciri khasnya masing-masing, termasuk Minangkabau.

Kita mengenal jenis tarian tradisional Minangkabau yaitu Tari Piring, Tari Payung, Tari Pasambahan, dan Tari Indang. Nah, bagaimana jika tarian-tarian ini menjadi kontemporer?

Hal ini yang dicoba dilakukan oleh grup tari Gumarang Sakti di masa jayanya dahulu di era 1980 hingga 1990-an.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lewat pementasan dua hari Jakarta Berkolaborasi yang digagas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakrta, Gumarang Sakti bangkit lagi.

Tapi masih akan banyak lagi proyek yang akan mereka garap untuk mengibarkan kembali bendera sanggar ini.

Kali ini, detikHOT akan mengupas tuntas seputar Gumarang Sakti dari berbagai sisi. Mulai dari sejarahnya berdiri, ragam penghargaan, hingga kebiasaan unik dari sang maestro tari sekaligus pendirinya, Gusmiati Suid.

***




Gumarang Sakti. Kata 'Gumarang' berarti kuda putih di Minangkabau dan 'sakti' adalah kuat. Mendengar nama Gumarang Sakti, pastinya akan teringat kepada pendirinya yang bernama Gusmiati Suid.

Ia dikenal sebagai seorang maestro tari kontemporer pada masanya. Gumarang Sakti berdiri pada 1982 silam di Batu Sangkar, Sumatera Barat.

"Ibu itu mencintai dunia tari dan belajar dari Huriah Adam, guru tari pertama yang ada di Padangpanjang," kata putri bungsu Gusmiati Suid, Yessy Apriati kepada detikHOT di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) Pasar Baru, akhir pekan lalu.

Wanita yang akrab disapa Ecy ini menceritakan perjalanan hidup ibunya. Sebelum menggeluti dunia seni tari, Gusmiati terlebih dahulu mendalami ilmu silat yang sudah dikenalnya sejak usia 4 tahun.

Selulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), ia masuk ke Sekolah Guru Agama (berganti menjadi Sekolah Pendidikan Guru), lalu masuk ke FKIP ASKI dan mengajar.

Selama mengajar, ia memadukan seni tari dan musik. Karenanya, Gusmiati dianggap tonggak yang mendekatkan jurusan karawitan dan tari.

"Ibu menciptakan tarian Rantak. Waktu itu kami masih di Batu Sangkar. Lalu, kami pindah ke Jakarta," katanya.

Saat itu, harapannya dengan perpindahan keluarganya, bisa berbuat banyak di ibukota. "Ternyata benar, Gumarang Sakti banyak memenangkan penghargaan."

***

Nama Gumarang Sakti makin berkibar hingga ke Amerika Serikat dan Eropa. Berbagai festival tari tingkat internasional diikutsertakannya.

"Jika kami sudah menari di Gumarang Sakti, kami merasa sebagai penari berkualitas dan nomor satu," kata salah satu anggotanya sekaligus koreografer tari Benny Krisnawardi kepada detikHOT.



Selepas dari meninggalnya Gusmiati, pada tahun 2001 kepemimpinan Gumarang Sakti digantikan oleh putra pertamanya Boi G.Sakti. Di masanya, lebih meluaskan kepada pijakan akar tradisi Asia.

Ia pun mulai mengemasnya dengan kemajuan teknologi multimedia, sound, pencahayaan, dan panggung. Sebelum pertunjukan bertajuk 'Titian Asa' di GKJ akhir pekan lalu, Gumarang Sakti terakhir pentas pada 2009 silam.

Saat itu, pembukaan Esplanade Theatre on the Bay di Singapura. Dikerjakan khusus oleh Boi dengan penari-penari dari Singapore Dance Theatre.










(tia/utw)

Hide Ads