Dari ide sederhana dan sekaligus yang menjadi kultur masyarakat selama puluhan tahun ini, membuat seniman Ika Vantiani tertarik untuk membuat karya seni rupa.
"Selama ini karya saya banyak kolase, Mas Ade bilang ingin saya menulis. Tapi apa yah, menulis siasat warga tentang uang," katanya kepada detikHOT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, Ika melakukan riset di kawasan Petak Sembilan dan sekitarnya. Ia mewawancarai banyak narasumber termasuk tiga toko yang menjalani bisnis ini puluhan tahun.
"Di alam baka, uang kertas jadi sumber kehidupan. Justru di alam nyata jadi bisnis. Itu kan menarik," kata lulusan dari London Institute of Communication jurusan Periklanan.
Ia memuatnya dalam buku berjudul 'Fanzine'. Di dalamnya terdapat berbagai cerita petualangan menyusuri bisnis uang kertas.
Dari berbagai pengalaman ini, ia sampai mendapatkan cerita mengenai pemilik toko yang ke Taiwan untuk lakukan studi banding bisnis ini.
Ada juga yang sampai ke peramal dan menanyakan bisnis apa yang cocok dijalankan. "Dan peramal itu bilang bisnis uang arwah. Ternyata kultur dan siasat bisnis warga Tionghoa sampai sebegitunya," kata Ika.
Dalam karya instalasinya di Galeri Salihara, seniman yang mulai aktif berpameran sejak 2008 ini juga meletakkan uang kertas asli yang dibelinya.
"Aku sengaja kasih itu ke pengunjung, biar mereka ngeh bahwa uang kertas arwah ini juga menjadi siasat warga," ujarnya.

(tia/utw)