Tulang Belulang Berhias

Tulang Belulang Berhias

- detikHot
Senin, 11 Nov 2013 18:08 WIB
Hasil perburuan Koudounaris di Tana Toraja. (Huffington Post)
Jakarta - Mungkin ada saatnya sebagian dari kita berpikir akan seperti apa ketika kematian menjemput. Apa yang terjadi dengan harta benda yang kita tinggalkan. Bagaimana rupa tulang belulang kita yang tersisa nantinya.

Inilah yang membuat ahli sejarah asal Los Angeles Dr. Paul Koudounaris membuat foto berseri tentang beberapa tulang-belulang orang-orang yang telah meninggal. Sekaligus pula tentang bagaimana keluarga dan kerabat akan memperlakukan sisa jasad atau tulang belulang itu.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koleksi foto yang diberi tema 'Heavenly Bodies' itu diambil dari gambar beberapa makam. Bahkan beberapa diantaranya adalah para martir di awal masa munculnya agama Kristen

"Tengkorak dari beberapa orang yang semestinya menjadi para Santa ini dikirim ke gereja Katolik di beberapa negara Eropa berbahasa Jerman untuk menggantikan relik yang hancur selama kemunculan Reformasi Protestan," kata Koudournaris dalan buku yang berjudul sama dengan koleksi foto seperti dilansir Huffington Post.

Pameran fotonya sendiri akan berlangsung di La Luz De Jesus Gallery, Los Angeles sampai 1 Desember mendatang.





Intinya, setelah banyak seni religius di hancurkan saat konflik, gereja di abad 16 memutuskan untuk memperlakukan kerangka tubuh yang terpilih dan didandani dengan banyak batu permata dari mulia kepala hingga ke kaki, lengkap dengan rambut palsu atau wig, mahkota, permata, bulu hewan dan senjata.

Koudounaris mendapat kesempatan langka untuk mengambil gambar dari dekat kerangka-kerangka paling glamor itu. Dia berburu mulai dari pemakaman di Bolivia ke Switzerland hingga Indonesia.

Di antara obyek foto Koudounaris adalah kerangka St. Coronatus (Heiligkreuztal, Jerman, pemakaman di Gua Tana Toraja (Sulawesi, Indonesia), tengkorak bermahkota bunga di La Paz (Bolivia), rumah tulang dan salib di Pestkreuz (Leuk, Switzerland), tengkorak St. Hyacinthus (Gutenzell, Jerman), St. Pancratius (Wil, Switzerland), hingga St. Konstantius (Rorschach, Switzerland).




(utw/utw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads