Buku setebal 276 halaman itu cukup unik, karena diterbitkan dalam empat bahasa. Yakni Indonesia, Inggris, Jerman dan Batak Toba. Plus dilampirkan pula naskah dalam aksara Batak Toba.
Alih bahasa ke Bahasa Inggris dilakukan oleh Mikhael Boddenm seorang ahli teater dari Universitas Kanada. Sementara terjemahannya ke dalam bahasa Jerman oleh Sabbine Mueller.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut saya ini buku yang cukup unik ya. Bahkan mungkin baru pertama kali ada di dunia, buku naskah opera diterbitkan dalam empat bahasa," kata Lena.
***
Lena dan PLOt memang punya rencana tersendiri membawa pertunjukkan dan buku ini sampai ke luar negeri. "Kami ingin agar budaya kita tak hanya dikenal secara lokal, yaitu tanah Batak, tapi juga secara nasional dan internasional," kata Lena.
Sayangnya, Lena mengatakan dalam waktu dekat belum ingin membuat naskah teater lain. "Setahun ini fokus dululah pada kisah 'Perempuan di Pinggir Danau," kata Lena.
Lena sendiri mengatakan pembuatan naskah di satu buku dengan berbagai bahasa pada dasarnya adalah untuk memperkenalkan budaya Batak ke dunia. Saat ini, kata Lena, Danau Toba sedang dipertimbangkan menjadi salah satu geopark dunia.
"Semoga saja lewat pementasan lebih mempercepat proses Danau Toba diakui sebagai salah satu geopark dunia," kata Lena.
Tak hanya itu, Lena berharap lewat Opera Batak orang juga akan lebih mengenal tarian Tor-tor dan ulos. Khususnya Tor-Tor yang juga sedang dalam proses menjadi salah satu warisan budaya dunia oleh United Nations Educational Scientific And Cultural Organization (UNESCO).
(utw/tia)