Peta Hijau sendiri telah menjadi gerakan global dalam mengidentifikasi potensi lokal melalui 170 ikon universal. Peta Hijau mengelola partisipasi masyarakat lokal di ratusan tempat di seluruh dunia, termasuk Jakarta.
Untuk memetakan segala tempat dan fenomena, baik yang bernilai positif maupun negatif dan bertujuan untuk membantu masyakarat melihat, menilai, menghubungkan juga peduli terhadap lingkungan tempat mereka berada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia tertekan karena tidak memahami bahasa lokal dan tidak ada banyak petunjuk yang membantu. Sepulang dari sana, ia berpikir untuk memperkenalkan ikon-ikon universal yang orang lain bisa pahami tanpa ada kendala bahasa, akhirnya mulailah pembuatan peta hijau dunia" kata Nirwono Joga, koordinator Green Map Indonesia.
Ide pembuatan Peta Hijau di seluruh dunia, bisa dibilang memang tercipta di dataran Indonesia, Yogyakarta tepatnya.
"Jadi lucu kalau Peta Hijau Indonesia sampai tidak berkembang." Kini tercatat ada 173 negara yang tergabung dengan gerakan ini.
Untuk Jakarta sendiri, Peta Hijau diperkenalkan oleh Marco Kusumawijawa bersama para rekan penggiat hijau di Jakarta, sejak tahun 2000. "Kita mulai menggagas pembuatan Peta Hijau di Jakarta. Awal pembuatan Peta Hijau di daerah Kemang tahun 2000."
Dan tahun 2001, munculah Peta Hijau pertama di Indonesia, berjudul Peta Hijau Edisi 1: Kemang. Ini kemudian diikuti oleh Edisi 2: Kebayoran Baru (2002), Edisi 3: Menteng (2003), Edisi 4: Kota Tua (2005), Edisi 5 Jelajah Jakarta (Naik Transportasi) Hijau (2009).
Edisi 6: Kenali Situ dan sekitar (2009), Edisi 7: 100 Lokasi Hijau di Jakarta (2010), Edisi 8: Keanekaragaman Hayati Jakarta (2011) dan Edisi 9: Jakarta Dulu, Potret Kini (2011).
Peta Hijau Jakarta juga sudah menerbitkan sebuah buku, bertajuk 'Memetakan Hijau Jakarta'. Yang menceritakan perjalan mereka selama 12 tahun membuat Peta Hijau di Ibukota. Sementara itu Nirwono Joga, juga sudah menerbitkan buku yang ia tulis, bertajuk 'Gerakan Kota Hijau'.
Kedepannya Komunitas Peta Hijau Jakarta sudah berencana melakukan pembuatan peta baru seperti untuk kawasan bantaran Kali Ciliwung, Condet.
"Keanggotan pada komunitas ini bersifat cair. Siapapun, tua, muda boleh bergabung dengan Peta Hijau," jelas Nirwono. Sampai sekarang anggota Peta Hijau Jakarta sudah mencapai lima ribu anggota.
(utw/utw)