Ia menggunakan metode yang cukup unik pada pamerannya ini, dalam rangka menyoroti semua aksi penyensoran di Iran.
Ya, seperti apa yang sudah diketahui secara umum, negara muslim Iran, memiliki regulasi yang ketat terhadap penyensoran terutama untuk figur perempuan. Seri dari foto yang ia buat kali ini coba membuat transformasi terhadap kemasan produk yang figur perempuannya dihilangkan, karena penyensoran manual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sensor ini dijelaskan oleh Toledano, dilakukan dengan menyoret-nyoret gambar figur perempuan dengan spidol permanen, manual untuk setiap kemasan produk massal.
"Aku menghapus gambar lain disekitar figur yang disensor, hanya mengambil citra dari gambar hitam itu, dan transformasi terjadi. Sensor menjadi senimannya, sosok yang disensor menjadi subyek dari potretnya," ujar Toledano seperti dilansir dari Huffington Post (17/10/2013).
Beberapa gambar diambil dari kemasan produk pembalut wanita, atau mainan anak-anak. Bagi Toledano, sensor berfungsi untuk menghapus suatu bagian. Namun dengan karyanya kali ini, sensor justru dijadikan pusat perhatian yang terlihat.
Karya dari Toledano seperti foto hantu, ia tidak bicara soal bagaimana perempuan di Iran, namun ia membahas praktek sosial disana, seperti penyensoran yang berbasis harian.

Aksi penyensoran manual dengan spidol sebenarnya juga dipraktekkan di beberapa negara di Timur-Tengah, seperti Saudi Arabia. "Ideku adalah menjadikan gambar disensor sebagai pusat perhatian.
Ini sekaligus untuk memotret sebuah penindasan. Potret dari sudut pandang yang politis dan religius, dalam sebuah titik sejarah.
Karya Toledano kini sedang dipamerkan di galeri Edmund Pearce di Melbourne. Foto-foto tersebut juga akan dipamerkan di galeri East Wing, Paris untuk mengisi pameran Paris Photo pada November nanti.
(utw/utw)