Justru di masa kejayaannya menjadi pembawa acara olahraga, ia menyisihkan uang guna membangun Kandang Jurank Doank (KJD).
Ini bukan jadi sekadar rumah tinggal bagi Dik, tapi juga sekaligus tempat bagi komunitas kreativitas buat anak-anak dan remaja. Di sini Dik membebaskan siapa saja bermain. Semua fasilitas gratis kecuali outbond.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dik Doank bersama staf pengurus KDJ menceritakan bagaimana asal muasal ide gila membuat Kandang Jurank Doank. Sampai bahan-bahan material unik yang digunakannya.
***
Bagi Dik Doank, segala jerih payahnya selama membangun Kandang Jurank Doank akan terbayarkan suatu saat nanti. Nilainya bukan lagi materi tapi kepuasan batin.
"Ini semua berkat doa. Dari awal pembangunan pelan-pelan sudah dikasih jalan-Nya," katanya kepada detikHOT di Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu lalu (13/10/2013).
Kandang Jurank Doank terletak di komplek Alvita, Pondok Sawah Indah Blok Q Nomor 14, Ciputat, Tangerang Selatan. Jika Anda dari arah Lebak Bulus, menuju lokasi ini cukup sulit.
Pasalnya, harus melewati Pasar Ciputat terlebih dahulu dan masih ada 20 menit perjalanan berikutnya. Namun berbeda halnya jika dari arah Bintaro maupun Stasiun Jurangmangu.
Dik Doank merupakan pencetus adanya Kandang Jurank Doank. Staf pengurus, Indah Nirmala, menceritakan filosofi arti di baliknya.
Kata 'kandang' bukanlah arti sebenarnya. "Kandang itu penggambaran dari rasa cinta yang salah terhadap sesuatu. Misalnya dengan burung," katanya kepada detikHOT.
Menyayangi binatang tersebut, tak harus mengurungnya dalam sangkar. Tapi, kata dia, bisa melalui cara menanam pohon, membuatnya rindang sehingga burung akan datang.
Sedangkan kata 'Jurank' bukan karena stasiun yang dekat dengan kawasan tersebut. Jika di sana, jurang bukanlah pemisah antaran dataran rendah dan tinggi, melainkan semuanya setara.
Serta kata 'Doank' diambil dari nama belakang Dik Doank. Kata tersebut jika dibuang huruf n dan k, akan menjadi doa.

"Jadi Om Dik membangun ini semuanya atas dasar doa. Ia ingin menjadikan sesuatu yang berbeda dari yang pernah ada," katanya.
Menurut Indah, Dik sudah sejak 1993 mengajar anak-anak menggambar. Saat itu, ia masih berdomisili di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat.
Lima tahun kemudian, kawasan tersebut sering kebanjiran. Dik mendapatkan hadiah dari ibunya berupa lahan di Ciputat.
"Ia pindahlah ke sini. Rumah di depan KJD itu dari ibunya. Om Dik lama kelamaan beli lahan dan ngebangun KJD sampai sebesar ini," ujar Indah.
Tadinya kompleks perumahan itu adalah milik dari karyawan Bank Indonesia. Hingga kini, KJD masih terus berproses membangun dan menuju lebih baik lagi.
(utw/utw)