Sambil mengisap jenis rokok yang sama di pojokan Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Selasa (8/10/2013), Pekik lancar bercerita. Pria berusia 75 tahun ini memang tak bisa lepas dari asap rokok. Dalam sehari, dia bisa menghabiskan dua bungkus.
"Saya ini perokok kelas berat. Bukan batangan lagi, sudah bungkusan. Sehari dua bungkus, jadi hitung saja kalau sebungkus 12 batang, ya berarti 24 batang saya habiskan," kata Pekik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wah, kalau ndak merokok, otak saya ini kayak tumpul," ujarnya.

Meski puluhan tahun bergumul dengan nikotin, bapak 8 anak ini mengaku tidak memiliki masalah kesehatan serius. Hasil pemeriksaan lengkap tidak menunjukkan adanya indikasi penyakit jantung dan paru-paru.
"Aneh ya? Padahal, di iklan rokok disebut kalau rokok bisa menyebabkan serangan jantung dan penyakit-penyakit lain. Lah, saya berbungkus-bungkus kok belum mati juga. Memang belum waktunya mati mungkin, jadi merokok terus ya ndak ngaruh," kata Pekik berguyon.
Pria kelahiran Purwodadi, Desember 1938 itu lantas membagi resep sehat. Bukan dengan mengatur pola hidup yang baik atau cukup istirahat. Tapi, dengan membebaskan pikiran dan perasaan buruk.
Selain itu, Pekik juga tak patah semangat dalam berkarya. Selama hati memanggil, selama itu pula tangannya menggerakkan kuas.
"Saya melukis untuk kepuasan batin, bukan cari materi. Segala perasaan saya dikeluarkan lewat karya. Semakin berkarya semakin sehat. Jadi, tidak pernah merasa stres," ujarnya.
(utw/utw)