Hal itu dialami oleh artis dan penyanyi senior Titiek Puspa. Wanita berusia 76 tahun ini kerap menghafal lagu-lagu berbahasa Belanda, Mandarin, hingga Rusia. Tergantung pada tamu dari negara mana yang akan datang.
"Hampir pasti ada satu lagu berbahasa asing yang dibawakan. Kalau tamu dari Cina, ya lagu bahasa Cina. Mengikuti asal negara tamu saja. Waktu itu paling sulit lagu bahasa Rusia. Setelah belajar satu minggu, eh sampai sekarang malah masih ingat," kata Titiek kepada DetikHOT, Kamis (3/10/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya nyanyi dimana dimana itu sama. Mesti ada latihan juga biar suara tetap bagus dan enak didengar," ujarnya.
Pengalaman menghafal lagu berbahasa asing juga ikut dirasakan Rafika Duri, 53 tahun. Penyanyi yang terkenal pada era 80-an ini selalu mempersiapkan diri setiap kali membawakan lagu dari negara orang.
Terkadang, tidak melulu lagu asli, juga lagu Indonesia yang diaransemen ulang ke dalam bahasa asing. Proses latihannya tidak terlalu lama karena ia merasa sudah mendapat chemistry dengan atmosfer di istana.
"Latihan tetap latihan. Olah vokal itu ternyata berguna sekali. Tapi, biasanya cepat karena chemistry-nya sudah dapat," kata Rafika.
Dalam satu kali penampilan, penyanyi istana biasanya diminta menyanyikan dua sampai lima lagu dengan tema yang berbeda. Seringkali, mereka menyanyikan lagu ciptaan sang kepala negara.
"Karena Pak SBY kan senang musik, jadi beliau banyak juga menciptakan lagu. Kadang, nyanyi lagu yang beliau ciptakan," ujarnya.
Menyanyi di hadapan presiden dan tamu negara jelas membuat jantung berdebar. Rafika hingga sekarang masih kerap dilanda perasaan nervous tersebut.
Untuk mengatasinya, ibu tiga anak itu melakukan olah nafas dan berdoa. Dia yakin, jika semua sudah dipersiapkan dengan baik, maka pasti lancar.
"Setiap hari saya gugup. Pasti ada nervous, itu normal. Terus tampil di atas panggung lama-lama terbiasa. Ya, butuh jam terbang-lah," kata Rafika.
(utw/utw)