Pria kelahiran Jakarta, 45 tahun silam ini bercerita bahwa dirinya sempat menekuni profesi lain di belakang layar sebagai sutradara selama masa vakum.
"Saya sudah tinggalkan pantomim selama 15 tahun, beralih jadi sutradara, lalu melihat tidak ada regenerasi. Bahkan sekarang anak SD sampai SMA banyak yang tidak kenal pantomim," kata Septian kepada detikHOT, Selasa (24/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pemeran Den Bagus ini, pantomim harus terus dilestarikan agar tidak hilang begitu saja. Pasalnya, dia merasa akar dari pantomim berasal dari budaya Indonesia.
"Setelah saya berkecimpung di pantomim dan sempat belajar tari Jawa, perasaan saya pribadi mengatakan kok ada persamaan antara pantomim dengan sosok punakawan seperti Semar, Gareng, Petruk," kata Septian.
Lakon punakawan tersebut, lanjutnya, sama-sama memakai dasar berkomedi, gerakan tubuh, dan tata rias warna putih. Untuk itu, tak salah apabila pantomim perlu dilestarikan.
Ke depan, Septian berniat membuat sebuah festival di tingkat nasional dan internasional. Festival tingkat nasional pernah diadakan, namun gaungnya seolah meredup. "Pernah dibuat dulu oleh Almarhum Sena Utoyo dan Didi Petet, saya ingin melanjutkan. Kalau bisa juga sampai tingkat internasional," ujarnya.
(utw/utw)