Fotografi Jalanan, Meleburnya Fotografi dan Desain Grafis

Ketika Warga Jadi Pewarta Foto(6)

Fotografi Jalanan, Meleburnya Fotografi dan Desain Grafis

- detikHot
Senin, 16 Sep 2013 18:48 WIB
Karya Andi Ari Setiadi
Jakarta - Dalam dunia fotografi, ketepatan dan kecepatan memang penting. Namun kepekaan untuk memanfaatkan lingkungan sekitar juga harus sering dilatih. Ini salah satu unsur penting dalam fotografi jalanan.

Menurut Andi Ari Setiadi, seorang fotografer sekaligus pengajar di Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA), fotografi jalanan, atau street photography adalah pendekatan fotografi yang memotret peristiwa di ruang-ruang publik.

"Karakter dari street photography itu adalah bagaimana proses dalam mengamati reaksi atas sebuah kejadian," ujar Andi Ari kepada detikHOT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Pria kelahiran 28 April 1979 ini, tertarik akan fotografi jalanan karena minatnya pada seni visual. "Saya menyukai visual, saya belajar desain grafis, kemudian belajar fotografi, ternyata keduanya ada kesamaan."

Ia menjelaskan, ada nilai estetika dan maksud yang bisa di sampaikan melalui kolaborasi dari unsur fotografi dan desain grafis yang ia dalami. "Bagi saya street photography itu sebagai upaya untuk menceritakan sebuah perjalanan, ke dalam bentuk pengalaman melihat yang tentunya subyektif," ujarnya.

Andi Ari menjelaskan, hal yang penting dalam fotografi jalanan adalah bagaimana merespon apa yang dilihat kemudian mengabadikannya, ini bisa dirancang sedemikian rupa dikemas di waktu yang tepat. "Pedomannya adalah bagaimana melihat latar belakang, bayangan, refleksi, tulisan, hewan, prilaku dan sebuah persamaan."

Pendekatan fotografi jalanan ini telah mulai digunakan sejak kamera pertama kali di temukan. Semakin dipermudah sejak hadirnya kamera 35mm. Dipopulerkan oleh Eugene Atget dan Henri Cartier-Bresson.

Menurutnya, fotografi jalanan bisa dilakukan oleh siapa saja. "Terutama, jika seseorang mempunyai ketertarikan atas suatu peristiwa dengan disertai tehnik fotografi yang baik dan sudut pandang yang diolah."

Pendekatan fotografi ini juga tak sulit untuk dilakukan dengan jenis kamera apapun, termasuk kamera ponsel. "Dengan menggunakan alat rekam (kamera) apapun street photography bisa dilakukan. Hanya saja kualitas dari jenis kamera menentukan kualitas foto itu," kata Andi Ari.

Ia juga pernah melancong ke negeri Belanda selama sepekan pada tahun 2012 lalu. Dengan perjalanan itu, ia mengeksekusi proyek fotografi yang siap dijadikan buku foto.

"Dalam setiap perjalanan saya selalu membawa oleh-oleh yang sifatnya personal. Kali ini pendekatan street photography menjadi bagian dari perjalanan saya. Kemudian merangkai cerita foto-foto itu kedalam bentuk buku perjalanan," kata Andi Ari.

Untuk membandingkan kondisi ruang publik di Indonesia dengan negara di Eropa, ia menjelaskan pasti kondisi pencahayaan, budaya dan arsitekturnya berbeda. "Setiap kota memiliki cirinya sendiri, sebaiknya kita bisa menangkap ciri dari kota itu berikut karakter dari manusianya."




(utw/utw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads