Untuk versi teaternya, Putu yang turun langsung sebagai sutradara menampilkan dua aktor kawakan, Niniek L Karim dan Arswendi Nasution. Lakon 'Bila Malam Bertambah Malam' akan dipentaskan di Komunitas Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (21/3/2013) malam nanti dan Sabtu besok pukul 20.00 WIB (harga tiket untuk umum Rp75.000, dan Rp35.000 untuk pelajar/mahasiswa).
'Bila Malam Bertambah Malam' bertutur tentang cinta remaja yang bahagia dan cinta tua bangka yang terpendam dengan latar belakang perbedaan kasta di Bali. Kisahnya berlangsung di Tabanan, di sekitar kehidupan Gusti Biang, bangsawan tua sisa-sisa feodalisme Bali. Gusti Biang masih mempertahankan kasta, tapi putranya Ratu Ngurah, mencintai pembantu Gusti Biang yang menyadari kemerdekaannya sebagai pribadi. Guncangan tak terhindarkan pun muncul akibat perbenturan nilai-nilai lama yang telah melapuk dan nilai-nilai baru yang hendak mekar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'Bila Malam Bertambah Malam' sebelumnya pernah dipentaskan pada 1970. Teater Mandiri dikenal dengan konsep "bertolak dari yang ada" dan "teror mental". Pada mulanya, grup ini memainkan lakon di TVRI. Pada 1972, mereka mulai tampil di Taman Ismail Marzuki mementaskan lakon 'Aduh' hingga dalam perjalanannya kemudian kerap tampil di berbagai kota di Amerika, Jepang, Cina, Jerman, hingga Mesir. Pertunjukan Teater Mandiri punya ciri khas pada permainan visual, di samping ceritanya yang kerap mengejutkan penonton.
(mmu/mmu)