Teater Mandiri Pentaskan 'Bila Malam Bertambah Malam'

Teater Mandiri Pentaskan 'Bila Malam Bertambah Malam'

- detikHot
Jumat, 21 Jun 2013 13:07 WIB
Jakarta - Lama tak naik panggung, Teater Mandiri pimpinan Putu Wijaya akan tampil di hajatan Helateater Salihara. Grup teater yang berdiri pada 1971 itu akan mementaskan lakon 'Bila Malam Bertambah Malam' yang diangkat dari novel karya Putu berjudul sama yang terbit pertama kali pada 1966.

Untuk versi teaternya, Putu yang turun langsung sebagai sutradara menampilkan dua aktor kawakan, Niniek L Karim dan Arswendi Nasution. Lakon 'Bila Malam Bertambah Malam' akan dipentaskan di Komunitas Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (21/3/2013) malam nanti dan Sabtu besok pukul 20.00 WIB (harga tiket untuk umum Rp75.000, dan Rp35.000 untuk pelajar/mahasiswa).

'Bila Malam Bertambah Malam' bertutur tentang cinta remaja yang bahagia dan cinta tua bangka yang terpendam dengan latar belakang perbedaan kasta di Bali. Kisahnya berlangsung di Tabanan, di sekitar kehidupan Gusti Biang, bangsawan tua sisa-sisa feodalisme Bali. Gusti Biang masih mempertahankan kasta, tapi putranya Ratu Ngurah, mencintai pembantu Gusti Biang yang menyadari kemerdekaannya sebagai pribadi. Guncangan tak terhindarkan pun muncul akibat perbenturan nilai-nilai lama yang telah melapuk dan nilai-nilai baru yang hendak mekar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pentas ini akan menandai kembalinya Putu Wijaya sebagai sutradara teater. Putu juga dikenal sebagai penulis cerita pendek yang produktif, juga menulis skenario film. Dua naskah skenarionya memenangkan Piala Citra Festival Film Indonesia, masing-masing 'Perawan Desa' pada 1980 dan 'Kembang Kertas' pada 1985. Sementara, film yang disutradarainya antara lain 'Cas Cis Cus' (1990) dan 'Plong' (1992).

'Bila Malam Bertambah Malam' sebelumnya pernah dipentaskan pada 1970. Teater Mandiri dikenal dengan konsep "bertolak dari yang ada" dan "teror mental". Pada mulanya, grup ini memainkan lakon di TVRI. Pada 1972, mereka mulai tampil di Taman Ismail Marzuki mementaskan lakon 'Aduh' hingga dalam perjalanannya kemudian kerap tampil di berbagai kota di Amerika, Jepang, Cina, Jerman, hingga Mesir. Pertunjukan Teater Mandiri punya ciri khas pada permainan visual, di samping ceritanya yang kerap mengejutkan penonton.


(mmu/mmu)

Hide Ads