Sebanyak kurang lebih 162 halaman, buku tersebut di tulis oleh penulis Rio Haminoto kelahiran 15 Oktober 1973. Buku yang dalam film tersebut digambarkan tua dan lusuh itu mempunyai peran yang sangat penting karena menjadi benang merah yang menghubungkan film itu dengan kisah masa lalunya.
Buku catatan Si Boy ini pula yang mengaitkan cerita film itu dengan kisah 30 tahun silam semasa Nuke dan Boy masih muda dan melegenda dalam film Catatan Si Boy 1–5. Storygraph Catatan Si Boy ini merupakan catatan orisinal Boy, dengan latar belakang cerita di film Catatan Si Boy 1-5.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buku ini dikemas dengan gaya penyampaian era sekarang. Semua itu semata-mata dilakukan untuk merangkul anak muda generasi sekarang yang tak pernah mengalami masa emas Boy bersama Nuke, Kendi, Emon dan pemeran lainnya. Mereka yang hanya menonton film Catatan Harian Si Boy akan semakin penasaran dengan buku yang telah membuat Satrio harus berjuang untuk bertemu Boy demi ibu dari seorang gadis cantik bernama Tasha.
Storygraph Catatan Si Boy ini ditulis oleh Rio Haminoto (penulis Don Joviano, Kionelle) selama kurang lebih setahun. Dalam penggarapannya, ia menghasilkan sebuah manuskrip orisinil sarat dengan kisah kehidupan seorang lelaki idaman bernama Boy beserta teman-temannya. Buku ini sangat unik memaparkan era 80-an lengkap dengan bahasa, istilah dan penunjang cerita lain yang disesuaikan pada masanya.
“Kalau Mas Boy sampai rusak di LA, entar Emon bisa kena penyakit HVS lho!”
“Penyakit apaan tuh HVS, Mon?”
“HVS....Hati Verih Sekali!”
Gue tertawa ngakak. Banser ini memang selalu dahsyat. Apalagi kalau lidahnya melet-melet biar bibirnya basah terusssss! Terima kasih ya Emon!
Sebelum menulis, Rio melakukan riset dengan menonton film Catatan Si Boy 1-5, mendengarkan cerita bersambung drama radio yang menjadi cikal bakal kisah Boy, mencari referensi istilah, bahasa, musik tahun 80-an. Untuk lebih mengenal karakter Boy, Rio juga berkonsultasi dengan penulis asli dari drama radio Catatan Si Boy, yaitu almarhumah Wanda Tumanduk.
Sebagai sebuah storygraph, buku ini dilengkapi foto-foto yang dituangkan pada buku agar pembaca bisa memvisualisasikan sendiri cerita dalam buku seakan-akan menonton film. Rangkaian cerita dipadukan dengan ilustrasi yang menjadi narasi untuk membantu pembaca mengimajinasikan cerita tersebut.
Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan CD soundtrack sebagai pembangun suasana saat membaca buku agar bisa membawa pembaca menyelami masa-masa 80-an bersama Boy. Soundtrack dalam buku tersebut digarap serius oleh Fariz RM, Caroline Zachrie, Frezia, Riry SHE, Frez Cika, Putut Mahendra, Rina Wahyu, Nadya Kalangie, Fe Utomo dan Sanderson.
(rac/nu2)