Nama Teater Koma di panggung teater Indonesia bukanlah nama baru. Meniti karier di antara grup teater tertua lainnya (Teater Mandiri dan Bengkel Teater Rendra), grup yang konsisten mementaskan dua lakon setiap tahun makin mengukuhkan namanya. Nano Riantiarno menjadi pimpinan sekaligus sutradara dalam setiap produksi.
Kini, tepat 1 Maret 2017 Teater Koma merayakan hari jadinya yang ke-40. Ingin tampil spesial, tempat penyelenggaraan produksi ke-147 yang berjudul 'Opera Ikan Asin' itu digelar di Ciputra Artpreneur Theatre, Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Ada yang lagi sakit, kehadang macet dan banjir tapi kami bersyukur masih banyak yang datang dan Teater Koma bisa bertahan sampai 40 tahun," kata Ratna ditemui detikHOT usai pementasan, Rabu (1/3/2017).
Selain Nano dan Ratna, angkatan Pendiri Teater Koma terdiri dari 12 pekerja teater. Ada Ratna Madjid, Rima Melati, Rudjito, Jajang Pamontjak, Titi Qadarrsih, Syaeful Anwar, Cini Goenarwan, Jimi B.Ardi, Otong Lenon, Zaenal Bungsu, dan Agung Dauhanadalah.
Kelompok teater yang bersifat non-profit, diakui Ratna, masih banyak hal yang harus dipebaiki. "Memelihara komunitas atau paguyuban ini. Di Indonesia kita akui hidup dari teater itu masih berat, kecuali hidup dari seni peran. Sampai sekarang kami konsisten setahun dua kali ada pagelaran, dan semoga di tahun-tahun berikutnya tetap konsisten," tutur Ratna.
Di tubuh Teater Koma sendiri, tak hanya Nano maupun Ratna yang berperan besar. Aktor dan aktris ternama Koma lainnya pun berkiprah banyak, misalnya saja Budi Ros, Sari Madjid Prianggoro, Daisy Lantang, Ratna Ully, Suntea Sisca, Joind Byuwinanda, Rangga Riantiarno, dan lain-lain. Artis Cornelia Agatha pun kerap tampil di beberapa produksi Teater Koma.
Apa saja yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi Teater Koma?
"Yang terpenting dalam grup teater itu regenerasi. Untuk para pemain baru, disiplin, komitmen, tanggung jawab, toleransi, dan kerja sama itu yang terpenting," pungkasnya.
(tia/tia)