Karya yang dipajang merupakan 12 lukisan kategori pendatang baru dan profesional yang memenangkan UOB Painting of the Year selama lima tahun terakhir.
"Kompetisi UOB Painting of the Year menantang para seniman Indonesia untuk meningkatkan mutu lukisan mereka dan menjadi batu loncatan ke panggung internasional," ujar kurator seni dan salah satu juri dalam kompetisi tahun ini, Kuss Indarto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lukisan karya seniman yang memenangkan penghargaan UOB Southeast Asian Painting of the Year juga turut ditampilkan. Di antaranya adalah 'The Hymn of School' karya Y. Indra Wahyu, 'Old Stock Fresh Menu' karya Antonius Subiyanto, dan 'Exploitation of Fish' karya Anggar Prasetyo. "Kompetisi ini juga meningkatkan kualitas karya seni Indonesia dan kualitas teknik seniman setiap tahunnya," tambah Kuss Indarto.
![]() |
Kali ini, UOB Indonesia tak hanya menampilkan pameran lukisan tapi juga menggelar sesi diskusi. Dengan adanya diskusi di dalamnya, menurut Agung Hujatnikajennong bisa bermanfaat untuk menguji kembali karya seorang pelukis. "Sebuah kompetisi seni lukis hari-hari ini harus menjadi arena pengujian kembali bagi para pengamat dan pelukis sendiri. Bagaimana mempersoalkan seni lukis, bukan hanya sebagai medium artistik yang berhubungan dengan teknik, idiom, material, dan lain-lain. Tapi, juga sebagai jalan untuk mendefinisikan kembali seni lukis di tengah perkembangan," tutur Agung.
Sebelumnya, pameran Karya Seni Lukis Pemenang dan Finalis UOB Painting of the Year juga diadakan di Galeri R.J. Katamsi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta pada 17-24 Juni 2016. Pihak UOB Indonesia memilih kota Bandung sebagai lokasi Art Talk dan Pameran Karya Seni Lukis Pemenang dan Finalis UOB Painting of the Year dengan alasan karena Bandung memiliki pengaruh terhadap perkembangan seni di Indonesia. Di kota tersebut pula, terdapat perkembangan yang kuat hingga melahirkan seniman-seniman pendatang baru yang semakin menyemarakkan dunia seni Indonesia.
(tia/tia)