Zaenal Beta, Maestro Pelukis Tanah Liat dari Makassar

Zaenal Beta, Maestro Pelukis Tanah Liat dari Makassar

Daeng Ammang - detikHot
Senin, 31 Agu 2015 09:13 WIB
Zaenal Beta
Makassar - Selama ini lukisan identik dengan kanvas serta menggunakan cat air atau cat minyak. Di Makassar, Zaenal Beta (55), piawai melukis di kanvas dengan menggunakan bahan tanah liat. Hasilnya tentu luar biasa. Tidak kalah bagusnya dengan lukisan yang menggunakan cat air.

Ketika sedang melukis, Zaenal yang beraliran ekspresionis enggan menggunakan kuas. Cukup dengan jemarinya dan sedikit bantuan dari bilah bambu, jadilah sebuah lukisan dalam waktu beberapa menit saja.

Sebelum Zaenal melukis, ia harus mempersiapkan bahan dari tanah liat dengan memilih tanah liat yang halus. Lalu ia mencampur tanah liat dengan air yang kemudian disaring untuk mendapatkan karakter tanah liat dengan warna yang pas di kanvas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia berburu bahan tanah liat di berbagai daerah di Sulawesi Selatan untuk menemukan karakter warna yang beragam untuk lukisannya. Dari karya-karya Zaenal didominasi warna gradasi coklat muda.

Zaenal yang ditemui detikcom di studionya, di kawasan Benteng Fort Rotterdam, Makassar, menyebutkan inspirasi melukis menggunakan bahan tanah liat dia dapatkan secara tidak sengaja. Idenya muncul saat ia masih berusia 20 tahun, melihat selembar kertas putih terjatuh di tanah dan membentuk motif yang elok dipandang. Sejak itulah, Zaenal terus mengeksplorasi lukisan-lukisannya dengan menggunakan tanah liat.

Berkat karya-karyanya, di tahun 1986 Zaenal pernah diundang berpameran di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Dari pameran itu ia berjumpa dan mendapat pujian dari sang maestro lukis Tanah Air, Affandi.

"Ketika itu, Pak Affandi datang ke pameran lalu memuji karya saya, beliau menggelari saya sebagai professor lukis Indonesia, sedangkan dirinya hanya doktor, dia bilang begitu karena dia belum pernah melihat sebelumnya ada pelukis menggunakan tanah liat selain saya, saya dianggap penemu lukisan tanah liat," ujar Zaenal sambil tersipu.

Karya-karya Zaenal yang identik dengan nilai budaya khas Sulawesi Selatan, seperti lukisan Perahu Phinisi, lukisan senja dan rumah arsitektur Bugis-Makassar atau pemain Sepak Raga ini menghiasi dinding-dinding hotel berbintang di Makassar. Karyanya juga menjadi buruan kolektor lukisan yang datang berkunjung ke Makassar.

Pria berambut gondrong asal Sungguminasa, Kabupaten Gowa ini, tidak pelit membagi ilmunya. Di sanggar lukisnya, Zaenal tekun mengajari murid-muridnya, dari usia kanak-kanak hingga orang dewasa. Zaenal juga aktif di komunitas Indonesia Sketcher yang rutin berkumpul di benteng tempat Pangeran Diponegoro ditahan oleh Belanda.

Kalau kebetulan sedang jalan-jalan di Benteng Fort Rotterdam, tidak ada salahnya untuk singgah di galerinya. Bagi yang hendak mengoleksi karyanya, Zaenal menjual lukisan tanah liatnya dengan harga yang ramah di kantong pelancong.Β 

(tia/tia)

Hide Ads