Dia adalah ahli seni Tiongkok dari Museum Guggenheim di New York. Lebih dari dua dekade, Berghuis akan membawa pengalamannya sebagai kurator, pendidik, dan praktisi seni rupa ke Museum MACAN.
Tak hanya kurator, tapi Berghuis juga seorang peneliti seni rupa kontemporer Indonesia, seni performans kontemporer Asia, dan seni kontemporer Tiongkok yang terkemuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lewat Museum MACAN yang sedang dibangun di kawasan Kebon Jeruk Jakarta Barat dan diresmikan pada awal 2017 mendatang, nantinya museum akan memberikan kontribusi penting bagi ekosistem budaya Nusantara.
![]() |
"Museum ini akan memberi kesempatan kepada pengunjung untuk berinteraksi dengan seni yang paling inovatif dari Indonesia dan luar Indonesia. Serta memberikan kesempatan bagi seniman-seniman Indonesia dan luar negeri untuk melibatkan diri dengan publik di ibukota global yang penting," katanya.
"Saya sangat antusias menjadi ujung tombak dari museum ini," ujarnya optimis.
Museum MACAN akan bergabung dengan lingkungan seni yang tengah berkembang pesat di Jakarta, tuan rumah Jakarta Biennale (yang dimulai tahun
1974 dan berkembang menjadi Biennale Internasional pada 2009). Dan, bakal diperkaya oleh berbagai inisiatif galeri publik dan privat, ruang seni independen, berbagai komunitas dan kolektif seni, serta beberapa museum lainnya.
Museum ini juga akan terhubung dengan pusat-pusat budaya lainnya di seluruh Indonesia. Seperti, Yogyakarta dan Bandung yang dikenal sebagai pusat perkembangan seni kontemporer Tanah Air, Bali, serta pusat-pusat pertumbuhan kesenian terbaru di Makassar dan Medan.
Museum yang dibangun seluas 4000 meter persegi ini akan mempersembahkan berbagai pameran berkala, program publik, dan menghadirkan koleksi penting internasional. Rincian detail museum akan dirilis dalam beberapa bulan mendatang. Rencananya soft launching digelar triwulan akhir 2016, sebelum diresmikan pada 2017.
(tia/mmu)