Berjudul 'Carbuncle', eksibisi keempat Kelvin merupakan program open call galeri tersebut. Dalam ruangan yang sempit tersebut, ia menampilkan ratusan obyek miniatur yang ditata pada rak-rak dinding galeri. Serta sebuah foto patung hidup dengan obyek miniatur yang sama yang mengingatkan akan suasana ruang laboratorium atau kilinik.
Obyek miniatur yang terbuat dari patung kertas-kertas tersebut adalah imitasi. Ia mengadopsi imaji salah satu makhluk mitologi yang muncul dalam game 'Final Fantasy'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Dari Kording, Komik-Kartun di Cikini Eksis di Usia Ke-28
Makna obyek yang ada di pameran ini juga direspons Kelvin karena tren batu akik yang ada di Indonesia. Tren ini menjadi obsesi baru di masyarakat. Sama halnya seperti virus dan infeksi yang tak terkendali dalam tubuh manusia.
"Saya juga menampilkan objek imitasi dan artifisial di Pasar Santa yang sekarang menjadi tempat hipster di Jakarta. Carbuncle juga menantang konsep keaslian dan kepercayaan tentang keindahan."
Simak: Benny-Mice dan Kenangan 'Koran Dinding' IKJ
Kelvin adalah seniman yang menggunakan pendekatan proyek multidisiplin. Ia menggagas ulang narasi dan karakter dari teori-teori RPG (Role-playing video games). Kelvin lulus dari Bachelor of Fine Art (Honours) dengan pengkhususan Interactive Media di School of Art, Design and Media, Nanyang Technological University, Singapura. Setelah 10 tahun tinggal di Singapura, kini ia menetap di Jakarta dan mengelola PADJAK (Performance Art di Jakarta), sebuah pertemuan pelaku performance art tiap dua bulan.
(tia/mmu)