'Melancholy Is A Movement', Persahabatan dan Berseloroh tentang Film Indonesia

'Melancholy Is A Movement', Persahabatan dan Berseloroh tentang Film Indonesia

- detikHot
Rabu, 25 Mar 2015 08:59 WIB
Jakarta -

Joko Anwar digambarkan sebagai seorang sutradara film pendiam yang memiliki sahabat dari kelangan pelaku industri film. Di antara sahabatnya ada Amink, Upi, Ario Bayu, Karina Salim, Nazyra C Noer, dan Fachri Albar.

Mereka semua kerap kali berbincang tentang film-film yang pernah atau sedang dikerjakan. Begitu juga tawaran film yang akan datang. Di sini, Joko Anwar adalah abang mereka semua.

Seperti ketika Upi, sutradara banyak film box office nasional (Realita, Cinta dan Rock N Roll, Serigala Terakhir), bingung ketika sedang di tengah-tengah syuting FTV. Dengan cekatan dia pun langsung menelepon Joko untuk meminta 'pencerahan'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bang, gue bingung banget nih. Skrip baru banget jadi ya, bo, terus gue juga harus mikirin adegannya. Mau syuting jam berapa ini?" keluh Upi.

"Lo taro aja kamera di depan muka pemainnya, still aja semua. Entar juga penonton mikirnya ada sesuatu yang deep-deep gimana gitu. Atau kalau nggak kamera lo sibuk aja, tapi pemainnya diam. Paling dikira artistik absurd gitulah," jawab Joko sekenanya.

Baca Juga: Daftar Aksi Tom Cruise Paling Edan di Film

Namun suatu ketika, Joko dihadapkan pada sesuatu yang tidak menyenangkan. Dirinya harus mengambil keputusan apakah mengambil tawaran film religi atau tetap pada idealismenya yang tak pernah mau mengangkat hal itu. Di sisi lainnya, ada tagihan uang sewa kantor yang sudah menunggak tiga minggu.

Berpikir keras, akhirnya tawaran tersebut diambil dan jadilah Joko Anwar, sutrdara yang terkenal akan sentimentil duniawi itu membuat film tentang surga dan neraka. Muncul tanda tanya besar pada publik, juga pada Lance, sutradara yang selalu saja bicara moral dan agama di tiap filmnya.

Apa yang terjadi di atas itu adalah penggalan dari 90 menit film terbaru Richard Oh berjudul 'Melancholy Is A Movement'. Jangan bingung dengan nama-nama pemainnya, karena memang mereka para aktor yang tampil dengan nama asli. Namun, tentunya berbeda karakter saat mereka di dunia nyata. Contohnya, Joko Anwar yang biasanya kerap bersuara tentang berbagai isu, di sini menjadi sutradara pendiam dan murung.

"Film-film ini berangkat dari persahabatan, yang kalau kita kumpul itu bicara soal apa saja. Tapi kebanyakan tentang film dan industri di dalamnya. Nah itu saya tuangkan di sini dengan bentuk yang sangat rileks, berseloroh," ujar Richard Oh saat Gala Premiere di Epicentrum XXI Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (24/3/2015) malam.

Baca Juga: Sheila Timothy dan Vino Bastian Siap Filmkan Wiro Sableng

"Tapi ini bukan curahan hati, ini cerminan ketika kreator, bukan hanya dari film, yang sudah terpojok pada tuntutan pasar. Pasar menuntut kreator untuk punya kriteria A, B, C, D, padahal kita tahu kalau kreasi itu tak bisa dibatasi," sambung Richard tentang film panjang keduanya itu.

"Nanti penonton akan melihat bagaimana karakter utama di film ini mengalami hal itu. Tapi dia lakukan karena harus bayar sewa kantor. Seperti itulah di dunia nyata, teman-teman (sineas) itu mau tak mau cari cara karena mereka juga punya kebutuhan," pungkas Richard Oh.

Selain nama-nama di atas, 'Melancholy Is A Movement' juga dibintangi Verdy Soelaiman, Alex Abbad, Renata Kusnanto, Hannah Al Rashid, Aimee Saras, sutradara Ardy Octaviand, Farishad Latjuba, komposer film kawakan Aghi Narottama, Uwie Balfas dan banyak pelaku industri perfilman nasional lainnya dari depan maupun belakang layar.

'Melancholy Is A Movement' dijadwalkan tayang pada 2 April mendatang.

(mif/ich)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads