Tuan Rumah Indonesia mengusung sebuah film berjudul 'Chasing the Cardinal Direction' atau dalam bahasa Indonesia 'Mengejar Mata Angin'. Film berdurasi 5 menit itu bercerita tentang seorang petualang yang mengalami kesulitan untuk mengenali arah utara, timur, barat dan selatan.
Dengan menggunakan indikator alami, seperti matahari, pepohonan dan lainnya, sang petualang mengajarkan penonton bagiamana mengenali arah mata angin. Adalah Benang Ruwet Production, rumah produksi di balik 'Mengejar Mata Angin'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Film-film yang diputar di Science Film Festival 2014 tidak hanya untuk dinikmati begitu saja, tapi juga dilombakan. Ada enam kategori penghargaan yang diberikan dengan hadiah berupa uang 1,000 sampai 3,000 Euro.
Kategori penghargannya adalah, 'The Visual Craftmanship Award (Penghargaan Efek Visual)', 'The IPST Education Awards (Penghargaan Pendidikan IPST)', 'The Ecofilmprize (Penghargaan Film Isu Ekologis), 'Mercedes-Benz Science Film Award (Penghargaan Film Teknologi), 'The Siemens Discovery Award (Penghargaan Promosi Pembelajaran Sains) dan 'The Prize of the Jury (Penghargaan Film Terbaik oleh Juri).
Science Film Festival 2014 akan mulai digelar tertanggal 13 sampai dengan 28 No
(hap/mmu)