Karya Nissa harus bersaing ketat dengan 18 film pendek unggulan hasil seleksi Dewan Juri RIFF dari sekitar 60 judul film dari Amerika Serikat (AS), Jerman, Perancis, Rusia, Belanda, Spanyol, Swedia, Australia, Irlandia, Inggris, Italia, China, dan Swiss.
"Dewan juri, terdiri dari pakar perfilman Italia dan Eropa, merekomendasikan agar film 'Purnama di Pesisir' turut berlaga pada festival bergengsi lainnya di seluruh dunia," demikian dituturkan Konselor Pensosbud KBRI Roma Musurifun Lajawa kepada detikhot malam ini atau Senin (19/4/2010) pagi WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'Purnama di Pesisir' merupakan film pertama dari Indonesia yang berlaga pada RIFF, sejak festival tersebut dimulai 9 tahun lalu. Sebelumnya film ini juga telah tampil di Rotterdam International Film Festival dan South to South Film Festival di Jakarta, akhir Januari 2010.
RIFF merupakan festival film tahunan yang telah diakui oleh industri film dunia sebagai forum yang memberikan pengakuan internasional terhadap sutradara muda.
Karena alasan itu pula RIFF, yang berlangsung di Roma selama sembilan hari (8-16/4/2010), menjadi target utama para sutradara muda untuk meluncurkan hasil karyanya di tingkat internasional.
Terpilihnya 'Purnama di Pesisir' merupakan pengakuan atas kemampuan sutradara muda di Indonesia, yang diharapkan dapat mendorong munculnya film-film berkualitas lainnya dari Indonesia pada berbagai festival internasional bergengsi.
Peluang
Menurut Chairun Nissa, festival film internasional merupakan kesempatan bagi film-film berdurasi pendek dari Indonesia untuk mencari peluang penayangan bersama dan mempromosikan potensi industri perfilman di Indonesia.
"Hal itu karena pasar film berdurasi pendek di Indonesia belum terlalu besar," ujar sarjana perfilman lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) tahun 2009 itu.
Menjawab pertanyaan, Chairun Nissa mengatakan bahwa secara teknik film-film Indonesia sudah dapat bersaing dengan film negara lain di berbagai kompetisi film internasional.
Pengalaman Chairun Nissa di dunia perfilman mencakup peran asisten sutradara dari sutradara Ratna Sarumpaet pada film 'Jamila dan Sang Presiden.'
Chairun Nissa sendiri sejauh ini telah menelurkan 20 karya film pendek selama menimba ilmu di IKJ. Film 'Purnama di Pesisir' merupakan hasil karya terakhirnya bersama IKJ.
Selanjutnya film ini akan ditampilkan pada International Women Film Festival (27/4/2010) di Jakarta. Sebagai pembuka adalah film 'Jamila dan Sang Presiden' yang telah menjuarai Asiaticafilmmediale (Festival Film Asia) di Roma pada Oktober 2009.
(es/es)