Sebelum saya memutuskan menonton Yu Yu Hakusho yang baru saja rilis di Netflix, saya tidak tahu apa-apa tentang cerita ini. Saya tidak tahu kalau serial sebanyak 5 episode ini ternyata adaptasi dari sebuah manga terkenal karya Yoshihiro Togashi. Saya tidak menonton trailernya. Saya menonton serial ini dengan nol informasi dan dalam sepuluh menit, saya tahu bahwa Yu Yu Hakusho adalah salah satu serial terbaik yang saya tonton selama 2023 ini.
Seperti kebanyakan cerita manga yang klasik, tokoh utama serial ini adalah Yusuke Urameshi (Takumi Kitamura), seorang pelajar yang menolak aturan. Bukannya belajar, ia memutuskan untuk menyelinap ke atap sekolah untuk merokok. Bukannya belajar, ia memilih untuk menghajar tukang rundung di sekolah. Selain karena Yusuke sangat mahir dalam bertarung, ia juga ternyata mempunyai kompas moral yang lumayan bagus. Itulah sebabnya ketika ia meninggal dunia karena menyelamatkan bocah dari tabrakan mobil, Yusuke hanya bisa mengangkat bahu.
Yusuke kemudian bertemu dengan Botan (Kotone Furukawa), guide dari dunia gaib yang mengatakan bahwa apa yang dilakukan Yusuke adalah hal yang spesial. Yusuke, seperti remaja bengal pada umumnya, tidak bergeming ketika Botan menawarkan tawaran menarik: hidup kembali. Tapi Botan ngotot, ia membawa Yusuke untuk bertemu dengan Koenma (Keita Machida). Koenma memberi kesempatan untuk Yusuke hidup kembali, asal dia mau menjadi Underworld Detective.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mengenal Kurama di Yu Yu Hakusho Live Action |
Di sinilah kemudian Koenma memberi informasi penting. Kota tempat Yusuke tinggal, Sarayashiki City, memiliki sinkhole raksasa yang menjadi gerbang keluar masuk para monster, sebutannya adalah yokai. Yokai bisa berbentuk apa saja. Seperti sebuah serangga yang mampu membuat seorang siswa yang pendiam menjadi petarung sadis. Informasi ini tidak membuat Yusuke bergeming sampai Keiko (Sei Shiraishi), satu-satunya temannya, berada dalam bahaya.
Diadaptasi oleh Tatsuro Mishima dan disutradarai oleh Sho Tsukikawa, Yu Yu Hakusho langsung menarik perhatian saya, karena ia tidak bertele-tele dalam bercerita. Dalam sepuluh menit pertama, saya langsung tahu siapa karakter utamanya, katalis apa yang membuatnya bertualang dan kira-kira apa bahaya yang menanti. Bagi saya yang tidak membaca manga atau menonton animasinya, adaptasi ini menurut saya 'terasa' setia. Karakternya sangat komik, tapi pada saat yang bersamaan tetap meyakinkan.
Petualangan yang dialami karakter utamanya tentu saja terasa familier. Kalau Anda pernah menonton kisah apa pun yang berhubungan dengan tema 'The One' (bahwa karakter utama ini ditakdirkan untuk menjadi pahlawan atau mengalahkan musuh), apa yang ditawarkan oleh Yu Yu Hakusho mungkin tidak spesial. Tidak ada yang salah dengan itu karena pembuat Yu Yu Hakusho mempersembahkan itu semua dengan elemen drama yang pas. Hubungan Yusuke dan ibunya cukup pas, hubungan Yusuke dengan Keiko juga enak dilihat. Bahkan plot 'musuh-menjadi-sahabat' pun terlihat menarik di sini.
Tapi kalau ada satu elemen yang harus diberikan pujian tertinggi dari Yu Yu Hakusho adalah bagaimana kemampuan pembuatnya untuk menampilkan visual yang sungguh mempesona. Visual ini tidak terbatas pada sinematografi yang baik. Tapi bagaimana sutradara film ini berhasil menciptakan adegan-adegan yang emosional dan menegangkan, namun juga masih tetap memegang estetika manga yang khas.
Yu Yu Hakusho mungkin tidak akan mengejutkan saya kalau ia tidak membuka serial ini dengan adegan kematian Yusuke yang begitu menarik. Perpaduan antara editing dan sinematografi yang kemudian dilengkapi dengan visual efek yang sungguh mencengangkan membuat pembukaan Yu Yu Hakusho menjadi salah satu opening yang luar biasa efektif untuk membuat penonton asing seperti saya langsung setia menyaksikan serial ini.
Sutradara Sho Tsukikawa dan studio Robot Communications tahu benar dengan apa yang mereka lakukan. Setiap adegan aksi dipersembahkan dengan presisi yang matang. Tidak hanya koreografi laganya begitu aduhai, pergerakan kamera dan editingnya juga lincah. Sudah lama sekali saya tidak menonton adegan aksi yang tidak hanya menegangkan dan sinematik, tapi juga terasa sekali semangat manga-nya. Berkali-kali saya hanya geleng-geleng kepala saat menyaksikan Yusuke melawan yokai di serial ini. Dari adegan yang melibatkan api, berantem dengan monster di parkiran, sampai adegan final yang sungguh melelahkan, tidak ada satu pun adegan laga yang dibuat asal-asalan.
Bagi Anda yang membaca atau pernah menonton Yu Yu Hakusho, adaptasi yang satu ini jelas tidak bisa dilewatkan. Kalau Anda seperti saya yang tidak familier dengan kisah Yusuke, saya sarankan untuk menonton serial ini segera. Yu Yu Hakusho menawarkan cerita yang familier tapi segar, dibalut dengan visual yang akan menyenangkan Anda. Saya yakin, bukan hanya saya saja yang haus akan petualangan Yusuke berikutnya setelah menyelesaikan kelima episode serial keren ini.
Yu Yu Hakusho dapat disaksikan di Netflix.
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International
(mau/mau)