Penulis Amanda Hess menyebutkan jika kartun tersebut merupakan sebuah propaganda untuk memperbaiki citra polisi (yang disebut copaganda) dengan karakter utama bernama Chase, seekor anjing polisi berjenis German Shepherd.
"Hanya tinggal menanti waktu saja hingga muncul protes kepada 'Paw Patrol'. Dalam dunia 'Paw Patrol', Chase digambarkan sebagai anak yang baik yang kerap meneriakan kalimat seperti 'Chase is on the case!' dan 'All in a police pup's day!' saat dirinya menolong anak kucing dengan SUV," tulis Hess.
Hal tersebut pun mengundang komentar para netizen di media sosial. Mereka mulai menuding serial anak-anak yang tayang di Nickelodeon tersebut.
"Gerakan kemarahan akan datang untuk Paw Patrol," tulis salah seorang netizen.
"Semua anjing akan pergi ke surga, kecuali para pengkhianat di Paw Patrol," tulis lainnya.
Pihak Paw Patrol pun sempat mengomentari hal tersebut. Melalui akun Twitternya, mereka mengumumkan jika acara tersebut akan dihentikan sementara untuk mendukung gerakan masyarakat kulit hitam.
Selain 'Paw Patrol' ada banyak acara lainnya yang terpaksa dihentikan sementara, mulai dari serial televisi 'Cops' hingga film 'Gone With the Wind' yang disiarkan di HBO Max. Namun akhirnya pihak HBO Max kembali menayangkan film tersebut dengan menambahkan konteks sejarah dalam keterangannya.
(ass/nu2)