'The Last Czars' Tentang Kehancuran Monarki hingga Kegilaan Rasputin

'The Last Czars' Tentang Kehancuran Monarki hingga Kegilaan Rasputin

Nugraha - detikHot
Jumat, 19 Jul 2019 14:42 WIB
Foto: Dok Netflix
Jakarta - 'The Last Czars' merupakan serial yang mengangkat kisah sejarah raja terakhir Rusia. Dalam enam episode Netflix, serial ini menampilkan kisah dramatis antara tahun 1905 dan 1918.

Salah satu pemeran dalam serial itu adalah Ben Cartwright yang tampil sebagai Rasputin. Sosok Grigori Rasputin memegang posisi kuat dalam keluarga Tsar Nicholas II.

Girogri Rasputin adalah seorang mistikus, tabib spiritual dan orang yang memproklamirkan diri sebagai sosok yang suci. Berasal dari Siberia, Rasputin tiba di St Petersburg pada tahun 1904 dan akhirnya bertemu dengan Tsar pada bulan November 1905.

Sosok yang merupakan petani itu kemudian berhasil masuk ke lingkaran elit Rusia, lalu ke kerajaan. Ia juga kemudian memegang kekuatan dalam keluarga Romanov. Dia sangat dihormati oleh Tsarina karena kemampuannya sebagai tabib.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari 1906, Rasputin menjadi tabib bagi Alexei, satu-satunya pewaris takhta Rusia, yang menderita hemofilia. Kehidupan Rasputin dipenuhi dengan kontroversi, terutama dalam hal keyakinan agamanya dan hubungan seksual dengan wanita bangsawan Rusia.

Rasputin menanamkan keyakinan kepada mereka untuk menyerah pada cobaan dan dosa sehingga bisa diselamatkan Tuhan.

Ben Cartwright yang berperan sebagai Rasputin di The Last Czars, menjelaskan apa yang dia pikirkan tentang Rasputin dan bagaimana rasanya memainkan sosok tersebut kepada Express.

"Saya tahu persis siapa Rasputin. Segera setelah mendengar dan melihat gambar, itu langsung berkedip di kepala Anda, orang itu," katanya.

"Saya membeli biografi Douglas Smith yang dirilis beberapa tahun yang lalu, hal pertama, legenda, warisan, yaitu dia adalah biksu gila, rambut panjang, jenggot panjang, blak-blakan, peminum berat, pemakan perempuan, iblis menjelma semua hal semacam itu."

Namun menurutnya, dari semua cerita tersebut tak ada satupun yang terbukti. Ia percaya pada dasarnya, Rasputin hanya jadi kambing hitam setelah mati oleh orang-orang yang tak mau punya masalah dengan kaum Bolshevik.
Rasputin dan AlexandraRasputin dan Alexandra Foto: Dok Netflix

"Tentu saja sangat mudah untuk mengarahkan jari ke Rasputin dan mengatakan itu adalah dia dan dia melakukan semua hal ini," tuturnya.

Ketika Tsar menunjuk dirinya sendiri sebagai panglima Angkatan Darat Rusia pada 1915, ia melakukan perjalanan ke front timur, sementara kekuasaan ditinggalkan di tangan istrinya, Alexandra di rumah.

Alexandra lantas mendengarkan semua saran Rasputin, karena ia memandangnya sebagai sosok yang saleh. Akibatnya, pengaruh politik dan kekuasaan Rasputin di Rusia terus meningkat.

Rasputin dan Alexandra menjadi semakin tidak populer di kalangan masyarakat, yang menganggap mereka bertanggung jawab atas kekalahan perang yang berkelanjutan dan kekurangan makanan.

Desas-desus mulai menyebar di antara orang-orang dan elit Rusia bahwa Rasputin dan Alexandra berselingkuh. Hal tersebut kemudian mendiskreditkan pemerintah dan merusak reputasi Romanov di seluruh Rusia.

Gambar-gambar Alexandra dan Rasputin yang eksplisit secara seksual mulai beredar dalam propaganda revolusioner dan di antara kalangan politik. Kabar itu juga sudah hampir tidak mungkin diabaikan oleh dinasti Romanov.

Elit politik Rusia juga makin tidak puas dengan pengaruh Rasputin dalam urusan Rusia. Terlebih, ia dianggap bertanggung jawab karena telah mengganti dan menunjuk menteri baru pilihannya.

Ada dua upaya yang dilakukan untuk menyingkirkan Rasputin, pertama di tahun 1914 dan 1916, meski keduanya gagal.

Pada Juli 1914, seorang wanita petani bernama Khioniya Guseva berusaha membunuh Rasputin ketika berada di luar rumahnya di Siberia. Pada 30 Desember 1916, keponakan Tsar, Pangeran Felix Yusupov, Adipati Agung Dmitri Pavlovich, dan politisi sayap kanan Vladimir Purishkevich membuat rencana untuk membunuh Rasputin.

Setelah dilaporkan diracun dengan sianida, Rasputin masih bisa selamat malam itu. Pada akhirnya, dia meninggal karena tiga luka tembak di kepala. Tubuh Rasputin kemudian ditemukan di bawah es di Sungai Nevaya Malaya pada 1 Januari 1917.





(nu2/doc)

Hide Ads