'The Art of More', Menguak Politik dan Rahasia di Balik Rumah Lelang

'The Art of More', Menguak Politik dan Rahasia di Balik Rumah Lelang

Atmi Ahsani Yusron - detikHot
Kamis, 14 Apr 2016 17:13 WIB
Foto: Sony Pictures Television.
Jakarta - Selama ini orang-orang mungkin menilai bahwa mereka yang datang ke rumah lelang adalah orang-orang kaya yang sudah terlalu banyak duit dan bingung harus apa dengan kekayaan mereka. Ternyata, di balik tawar menawar harga di rumah lelang itu ada politik dan rahasia yang terselubung.

'The Art of More' adalah serial televisi original produksi Sony Pictures Television Networks yang berusaha menampilkan segala intrik dan politik yang terjadi di rumah lelang. Tayangan ini diakui oleh para kritikus sebagai sebuah serial yang mengombinasikan alur cerita yang mendebarkan dan akting para pemain yang luar biasa.

Dalam setiap episodenya, penonton diajak untuk menyelami lebih dalam ke dunia bisnis kolektor seni yang mempekerjakan seorang pemburu harta karun modern untuk mencari artefak yang tak ternilai harganya. Proses pemburuan yang akan membuat orang-orang sulit membedakan siapa kolektor dan siapa kriminal. Meskipun menarik, namun pekerjaan ini dibalut penipuan, penggelapan dan juga pemerasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tokoh utamanya, Graham Connor (diperankan oleh Christian Cooke) punya masa lalu yang misterius dengan nama Tommy. Dia kini adalah seorang eksekutif baru di Parke-Mason yang bekerja untuk Arthur Davenport (diperankan oleh Cary Elwes), seorang kolektor kelas dunia yang cerdas dan eksentrik terhadap seni dan barang antik ilegal. Sang bos memanfaatkan segala koneksi yang dimiliki Connor untuk menyelundupkan cincin yang ia temukan di Irak pada saat tur dan berusaha mendapatkan artefak yang tak ternilai harganya dari klien dengan cara apapun.

Selain keduanya ada juga Dennis Quaid yang menjadi produser eksekutif dari 'The Art of More'. Dennis berperan sebagai Samuel Brukner, penipu kharismatik yang bekerja di sebuah real estate yang punya kecenderungan untuk mencuri karya seni. Ada juga aktris Kate Bosworth yang melakoni tokoh Roxanna Whitman, anak perempuan dari salah satu CEO dua rumah lelang yang saling bermusuhan.

Di 'The Art of More' baik pembeli, penjual atau siapapun yang terlibat di antara keduanya punya tujuan masing-masing yang mereka kejar lewat cara-cara tak bermoral. Drama seri yang naskahnya ditulis langsung oleh tim Sony ini sebelumnya sudah tayang di crackie.com di Amerika dan kini secara eksklusif akan tayang perdana lewat Sony Channel di Asia mulai 21 April mendatang.

"Kami menaruh perhatian lebih terhadap acara ini sebagai salah satu acara original dari Sony. Ini adalah acara yang terbaik menurutku karena banyak elemen menarik. Cerita, para pemain yang berakting sangat baik, dan emosi yang akan muncul setelah menontonnya akan jadi sangat kompleks seiring dengan perkembangan hubungan karakter-karakternya," kata Virginia Lim, Wakil Presiden dan Kepala Konten & Marketing Sony Pictures Television Networks Asia ketika diwawancarai detikHOT hari ini, Kamis (14/4/2016).

10 episode yang masing-masingnya berdurasi satu jam dijamin akan membawa emosi penonton untuk memihak salah satu dari para jagoan utama di serial ini. 'The Art of More' bisa diakses lewat saluran televisi berlangganan Trans Vision channel 338 untuk Sony Channel.

(ron/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads