Setiap negara di dunia punya tradisi pernikahan masing-masing. Mulai dari upacara sampai gaun yang dikenakan baik oleh mempelai laki-laki dan perempuan. Jika berfokus pada gaun pengantin Amerika dan Indonesia, maka akan ditemui sebuah perbedaan yang sangat kontras.
Gaun pengantin di Amerika, seperti yang banyak dipajang dan disimpan dalam lemari butik busana pengantin paling hits di New York Kleinfeld, didominasi oleh warna putih dan juga warna-warna turunannya. Beberapa warna lain yang sering muncul di daftar keinginan pelanggan mereka adalah warna-warna pastel. Namun hampir tidak pernah desainer busana pengantin di Amerika khususnya yang karyanya dijual di Kleinfeld menciptakan gaun pengantin dengan warna-warna yang terlalu mencolok dan keluar dari garis warna putih.
Menurut Randy Fenoli, desainer yang kini lebih fokus sebagai fashion director di Kleinfeld, warna putih di busana pengantin Amerika adalah bagian dari budaya dan juga tradisi. "Karena pada dasarnya, pernikahan itu sendiri adalah tradisi yang kita lakukan turun temurun," katanya ketika diwawancarai detikHOT di kantor Discovery Networks International di New York dalam event Press Junket Factual Entertainment Show belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kurasa para desainer tidak akan menciptakan desain baju pengantin yang punya warna. Karena jika mereka melakukannya maka namanya bukan lagi wedding dress melainkan evening wear. Itu berbeda," lanjut Randy.

Beberapa koleksi di situs KleinfeldBridal.com
Namun pria yang besar di keluarga petani itu menjelaskan bahwa setiap negara tentu punya budaya dan tradisi yang berbeda-beda. Demikian halnya dengan Indonesia. Setiap pulau dan daerah di Tanah Air punya baju pernikahan adat yang tidak sama dengan daerah lain. Apalagi dengan apa yang digunakan oleh para pengantin Amerika.
"Di Indonesia, busana pengantin tidak selalu putih. Saya bisa membuat dengan warna putih bersih, off-white, putih gading ataupun merah dan gold. Bagus sekali dengan keragaman dan campuran budaya timur dan barat, ada perpaduan modern tetapi tetap etnik Indonesia," jelas perancang busana pengantin Priyo Oktaviano dalam sebuah wawancara dengan detikHOT.
Dalam wawancara bersama detikHOT di New York, Randy Fenoli menyebut bahwa tidak ada tren khusus di dunia bridal fashion Amerika (karena semua terserah pada sang calon pengantin). Sementara Priyo Oktaviano menyebutkan bahwa tren busana pengantin Indonesia berkiblat pada gaya Regal dan glamour Amerika dan Eropa dengan sentuhan feminin meski tetap sesuai dengan request dari sang calon pengantin.

Salah satu busana pengantin rancangan Priyo.
Busana pengantin di Indonesia juga lebih mudah dipadu-padankan dengan konsep dan tren manapun dari luar negeri, khususnya Amerika dan Eropa. Berbagai modifikasi pun sempat diaplikasikan oleh Priyo untuk salah satu busana pengantinnya. Sementara di Amerika, tradisi mengenakan baju putih sudah mendarah-daging sehingga semua pengantin hampir selalu mengenakan warna ini terlepas dari warna kulit mereka.
"Aku sangat menyukai ketika dua kebudayaan bisa bersatu di pernikahan dan menciptakan perpaduan budaya yang sangat cantik. I think its wonderful. Dan pada saat yang sama itu juga menceritakan kisah sang pasangan pengantin," tutup Randy Fenoli.
Memilih busana pengantin untuk para wanita Amerika memang susah-susah-gampang. Mengingat sang calon pengantin punya preferensi pribadi, sementara pihak keluarga dan teman mereka mungkin memiliki pendapat yang berbeda. Drama pemilihan baju pengantin ini menjadi sajian yang menarik untuk disimak di musim ke-13 'Say Yes to the Dress' yang akan ditayangkan di channel TLC mulai 19 Oktober sampai 30 Oktober mendatang mulai pukul 17:00 WIB. Pastikan untuk tidak melewatkannya!
(ron/tia)