Dian Sastrowardoyo tak hanya terjebak sebagai Cinta dalam Ada Apa dengan Cinta?, yang gaungnya tak sirna bahkan sudah lebih dari satu dekade. Ia diam-diam mengembangkan dirinya tak hanya jadi pemeran di depan kamera.
Dian Sastrowardoyo kini ambil bagian di belakang layar. Setelah jadi produser dalam film Guru-Guru Gokil yang tayang di Netflix, ia menyutradarai film pendek dalam omnibus berjudul Quarantine Tales.
Quarantine Tales menampilkan 5 cerita dari 5 sutradara dengan kisah yang berbeda, namun punya benang merah yang sama. Yakni cerita yang hadir di tengah dan berhubungan dengan pandemi yang hingga kini belum reda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dian Sastrowardoyo membawa kisah dinamika sebuah keluarga yang ditampilkan lewat 3 saudara perempuan kakak beradik berjudul Nougat. Cerita itu dibintangi oleh Adinia Wirasti, Marissa Anita, dan Faradina Mufti.
Dian menghidupkan cerita yang ia tulis dan penggalan-penggalan masa lalunya dalam film tersebut. Premis singkat Nougat yaitu, lika-liku hubungan persaudaraan yang terasa semakin jauh seiring hidup yang berubah.
Hal ini dirasakan oleh Ajeng (Adinia Wirasti), Ubai (Marissa Anita), dan Deno (Faradina Mufti). 3 bersaudara yang berusaha untuk tetap dekat, walaupun ketiganya dihadapi dengan permasalahannya sendiri.
"Selama ini gue memang tertarik sama konsep dysfunctinal family. Karena even family yang paling rukun banget pun pasti ada dysfunctionalnya. Kayak ada kakak adik yang nggak ngomong itu pasti ada, ada kakak yang ngomong terus sama bapaknya juga ada, nah menurut gue itu menarik banget," ungkap Dian Sastro dalam wawancara belum lama ini.
Dian mengatakan, ia tak jauh-jauh mendapatkan inspirasi cerita untuk Nougat. Ia mengingat dan mengumpulkan kenangan dari keluarga mendiang ayahnya yang kemudian ia rangkai dan merepresentasi kisah tiga bersaudara dalam film ini.
"Bokap gue itu meninggal tahun 95 waktu itu umur gue 13 tahun. Terus sejak bokap gue meninggal, yang unik adalah gue jadi disuruh mewakili bokap gue dalam misalnya gini, eyang meninggal, terus gue harus ngurus wasiatnya, gue yang sebenarnya cucu jadi harus naik ke generasi bokap untuk mewakili bokap. Tanda tangan misalnya, yang kayak gitu-gitu," ungkap Dian menceritakan latar belakang kisah Nougat.
"Nah gue ngelihat banget, Om Tante gue itu waktu kecilnya deket banget. Nah uniknya, orang kalau sudah dewasa itu yah hidupnya sendiri-sendiri gitu. Yang merantau di kota lain. Terus ada yang ribet urus keluarga sendiri, nah pas mereka ketemu pas sudah dewasa tuh, mereka tuh sudah jarang ngomong jadinya tuh kayak you meet again, tapi sebagai stranger gitu," sambungnya.
Baca juga: Lika-Liku Dian Sastro Debut Jadi Sutradara |
Memilih kisah dalam film ini dengan judul Nougat pun didasarkan Dian dari tradisi keluarganya terutama sosok mendiang sang ayah.
"Nougat itu adalah rasa si es krim dalam cerita film ini. Karena sebenarnya si es krim Nougat ini punya nilai yang sentimentil buat keluarga gue. Itu adalah flavor es krim favorit bokap gue. Jadi kalau dulu di Ratu Plaza, ada cabang Ragusa, kita kalau dari tangga jalannya saja tuh sudah bisa nyium si bau nougatnya itu dari jauh," kisah Dian.
"Nah ini kayak semacam surat cinta guelah buat bokap, 'I love you, Pak'. Gue tahu banget kalau dia masih ada, tokoh pemersatu om tante gue itu dia, karena dia yang paling ngayom," tukas aktris 38 tahun ini.
Nougat dapat disaksikan yang menjadi bagian dari empat film lainnya sebagai omnibus dalam Quarantine Tales. Film ini sudah dapat disaksikan di Bioskop Online.
(doc/mau)