Jakarta -
Mendengar nama
Agan Harahap, pastinya langsung teringat akan foto '
Jokowi Punk', Ahok digaet Selena Gomez dan Miley Cyrus hingga Westlife mengenakan seragam KOPRI. Sosok Agan Harahap tak sekadar menjadi fenomena sosial.
Namun juga mengundang publik sampai sejauh mana pandai membaca informasi yang bertebaran di media sosial. Apakah pintar memilih informasi, mencernanya, lalu membagikan ulang ke media sosial.
Agan Harahap yang kerap dilabeli 'tukang ngedit foto' namun karya-karyanya mampu masuk ke galeri seni sampai berpameran di berbagai negara. Siapakah Agan Harahap?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lulusan Desain Komunikasi Visual di Bandung itu memulai perjalanannya dengan manipulasi foto di akhir dekade 1990an atau sebelum menjadi fotografer Majalah TRAX. Kepada detikHOT, Agan menceritakannya di sela-sela penyelenggaraan
Art Jakarta 2019.
"Terjun ke dunia fotografi itu sebelum masuk Trax, dimulai dari zaman kuliah DKV di Bandung dan mahasiswa desain ada pelajaran fotografi. Nggak punya kamera tapi harus lulus. Gue pun meminjam foto-foto teman yang tidak terpakai dan akhirnya. Itu pertama (manipulasi foto)," ujarnya.
Ketika bekerja di Majalah Trax, ia pun mengaku kerap memanipulasi foto dari obyek yang dijepret agar lebih bagus. "Belajar fotografi bener itu ketika jadi fotografer selama setahun di Trax. Setiap kali motret musisi atau siapa pun, pas selesai, oh nggak boleh lihat karena motret pakai auto, begitu selesai langsung diedit di komputer," kenang Agan.
Dari Bandung sampai kerja di Jakarta, Agan kerap menyambangi berbagai pameran seni. Bukan untuk mengapresiasi karya seni pada awalnya, ia menyebut aktivitas tersebut sebagai 'mental gratisan' hingga melihat pamflet kompetisi Indonesia Art Award 2008.
Tak disangka hasil foto manipulasinya menang penghargaan. Padahal, sambil berkelakar ia menceritakan fotonya bukan konsep yang berat. Ia hanya memvisualisasikan 'Octopus Garden' dari The Beatles.
"Tapi niat banget ngerjainnya untuk Indonesia Art Award," ucapnya.
Setahun kemudian, ia menggelar pameran tunggal di ruang MES 56 Yogyakarta. Eksibisi solo tersebut tidak menjadi titik awal yang membuat ia makin menekuni bidang seni.
Bagaimana ceritanya? Simak artikel berikutnya ya.
Halaman Selanjutnya
Halaman