Soal Prank Hingga Konten 'Ikan Asin', Bagaimana Sensornya?

Spotlight

Soal Prank Hingga Konten 'Ikan Asin', Bagaimana Sensornya?

Devy Octafiani - detikHot
Kamis, 18 Jul 2019 11:31 WIB
Foto: Screenshot Youtube Pemprov DKI
Jakarta -

Kini hiburan tak lagi hanya televisi dan bioskop. Orang-orang kini perlahan bergeser mencari hiburan di YouTube.

Platform ini menawarkan banyak hal yang tak kalah menghibur. Dulu YouTube hanya sebatas sebagai platform yang menampilkan musik dan video klip.

Kini, ketika orang tak punya banyak waktu menonton televisi dan smartphone menyediakan perangkat ini di dalamnya, ada banyak serial bahkan tayangan yang dianggap menghibur dan memuaskan mata.


Akan tetapi, keberadaan beragam tayangan di dalamnya tak jarang di luar kendali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Topik ini menjadi cukup penting untuk dibahas mengingat YouTube kini menjadi penyedia segala konten. Dari reality show, prank hingga serial yang dulu cuma dpaat disaksikan di televisi.

YouTube kini menjadi sebuah platform yang mudah diakses bagi siapapun.


Kominfo pernah melakukan survey bersama badan UNICEF 2014 lalu yang mengungkap ada sekitar 30 juta pengguna internet Indonesia adalah anak-anak dan remaja. Jumlah tersebut tentu dapat makin bertambah.

Jika televisi punya Komisi Penyiaran dan bioskop punya LSF, lantas bagaimana sensor yang berlaku di tayangan YouTube? detikHOT akan mengulasnya di Spotlight hari ini.





(doc/nu2)

Hide Ads