"Saya membaca hampir 30 buku dan memfotokopi 400 lembar. Di rumah saya lembaran fotokopi menumpuk banyak sekali. Prosesnya sangat asyik sekali, bahkan saya membaca buku yang nggak kebayang ada cerita dari Chairil," tutur Hasan Aspahani kepada detikHOT di kawasan kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, akhir pekan lalu.
Buku-buku yang didapatkan Hasan berasal dari beragam lokasi perpustakaan. Mulai dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) sampai Perpustakaan Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) H.B.Jassin di TIM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Buku-buku itu saya bongkar saja. Ada juga Majalah Gema Suasana, saya fotokopi utuh. Saya baca sajak Chairil muncul dipublikasikan bareng sama penyair siapa saja di zamannya itu. Saya baca buku-buku penyair di zamannya juga," lanjut Hasan yang juga berprofesi sebagai jurnalis tersebut.
![]() |
Tak disangka di halaman buku-buku kawan seangkatan Chairil, ada satu atau dua halaman yang menceritakan sosok penyair Angkatan '45 tersebut. "Saya membaca hasil dokumen riset saya dsan baru berasa arti besar dan hebatnya Chairil dibandingkan penyair lainnya."
"Buku-buku yang saya baca kayak harta karun banget," tegas Hasan.
Selama proses 11 bulan meriset dan menulis naskah biografi, Hasan tak lantas bertemu dengan penerbit yang ingin menerbitkan karyanya. Setelah naskah jadi, bukunya masih luntang-lantung selama setahun hingga dia berjodoh dengan Penerbit GagasMedia.
"Alhamdulillah dengan GagasMedia saya berjumpa dan mereka bersedia merilis buku biografi ini," pungkasnya.
Selain itu, Hasan masih menceritakan banyak hal tentang buku biografi Chairil Anwar. Ingin tahu seperti apa? Simak artikel berikutnya!
(tia/doc)