'Valerian and The City of a Thousand Planets', Fiksi Ilmiah yang Kehilangan Arah

Spotlight

'Valerian and The City of a Thousand Planets', Fiksi Ilmiah yang Kehilangan Arah

Devy Octafiani - detikHot
Kamis, 27 Jul 2017 12:56 WIB
Foto: Dok. Ist
Jakarta -

'Valerian and The City of a Thousand Planets' menjadi karya terbaru sutradara asal Inggris, Luc Besson. Diadaptasi dari novel komik berjudul sama, film ini menjadicerita sci-fi saat bumi memasuki abad ke-28.

Film dibuka dengan adegan menakjubkan diiringi suara David Bowie menyanyikan Space Oddity. Tahun 1975 menjadi momen di mana tak ada lagi perang teknologi antariksa.

Dua tim astronot Rusia dan Amerika saling berjabat tangan. Perdamaian di antara keduanya membuka pintu keterbukaan dari semua negara dan planet untuk berkumpul di satu stasiun yang sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

400 tahun kemudian ada sebuah planet bernama Mul dengan pantai dan pasir yang amat indah. Menghasilkan berbagai mutiara dan dhuni oleh makhluk berkulit putih pucat tanpa rambut.

Alien ini menjadi salah satu bentuk animasi digital yang digambarkan memiliki bahasa sendiri untuk mereka berkomunikasi. Hingga kemudian planet yang mereka tinggali tiba-tiba hancur dan sebuah getaran membuat agen Valerian (Dane DeHaan) tersadar.

'Valerian and The City of a Thousand Planets', Fiksi Ilmiah yang Kehilangan ArahFoto: Dok. Ist



Sejak saat itu, Valerian bersama rekannya Laureline (Cara Delevigne) perlahan terlibat dalam sebuah misi khusus. Misi yang menurut atasan mereka amat berbahaya dan diam-diam sang atasan mengincar sebuah alat yang mampu mengubah sesuatu menjadi berkali-kali lipat milik planet si alien itu.

Cerita film fiksi ilmiah ini sebenarnya cukup sederhana. Namun tak sedikit plot yang berlubang di beberapa bagian. 'Valerian and The City of a Thousand Planets' menjadi cerita yang tak tentu arah sebab sang sutradara menjejalkan banyak hal demi keindahan secara visual.

Bahkan kehadiran Rihanna justru membuat alur semakin tak karuan. Ia yang tiba-tiba muncul sebagai penyanyi sekaligus alien yang membantu misi Valerian tampil namun membuat plotnya semakin acak-acakan.

Film ini dibuat dengan budget yang tak sedikit. Produksi senilai 150 juta dolar tak berbanding lurus dengan pendapatan yang diperoleh oleh 'Valerian and The City of a Thousand Planets' saat tayang di minggu pembukaan perdana yang hanya mampu meraup pendapatan hingga 7 juta dolar saja.

Butuh waktu lama bagi Luc Besson untuk mewujudkan film ini dari cerita komik yang menajdi favoritnya sejak kecil. Namun ketika ia menemukan formula yang pas untuk menampilkan visualisasi cerita tersebut, Besson agaknya lupa pada kesinambungan plot dalam filmnya.

(doc/tia)

Hide Ads