Irfan menceritakan tentang pengalamannya berkarya sekaligus ide penggunaan bahan kertas yang digeluti sejak beberapa tahun belakangan. Ditemui di ajang Art Stage Singapore 2017, Irfan mengatakan latar belakang adalah graphic designer, book binder, dan industrial printmaker.
"Dari latar belakang tersebut mendekatkan saya dengan medium kertas dan membentuk presepsi material kertas sebagai material lemah sekaligus kuat, datar sekaligus tiga dimensi," ujarnya ketika mengobrol kepada detikHOT di Marina Bay Sands Expo and Convention Center.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Bagi Irfan, kelemahan dari kertas tersebut menjadikan material tersebut kokoh. "Dengan berlapis-lapis, kertas bisa jadi kuat, kokoh, dan membentuk sebuah karya. Saya mencetaknya dengan mesin press dan teknik ini sudah lumrah dipakai," lanjut Irfan.
Seniman yang kini tinggal di Bandung juga menambahkan latar belakang keluarga yang berasa dari profesi insiyur serta ahli matematika, membuatnya terobsesi dengan teknik dan material. "Mungkin karena itulah saya terus menerus mengeksplorasi material kertas".
Irfan Hendrian bukan sembarang seniman muda yang fokus terhadap seni kontemporer saja. Lulusan Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga belajar seni di LASALLE Singapura jurusan Desain Komunikasi Visual, serta Wanganui School of Design di Selandia Baru itu kini telah mendirikan IH Studio di tahun 2011. Sekarang dia menampilkan karya-karya material kertas yang abstrak di berbagai pameran di Tanah Air dan mancanegara.
Simak terus artikelnya di spotlight Culture!
(tia/mmu)