Pameran tunggal perupa kelahiran 1970 yang berjudul 'Pilgrimage' resmi dibuka pada Selasa (20/9/2016) malam di Gedung B, Galeri Nasional Indonesia. Lenny hadir dengan dress selutut berwarna hitam, sembari mengenakan scarf berwarna merah. Ia tak sendiri, ada sang suami Michael Weichert, kedua anaknya, dan seseorang yang spesial.
"Di pameran ini ada ada ruang-ruang pribadi saya, tapi ada ruang pertama, sebelum ruang-ruang lain yang ada di hidupku," ujar Lenny mengenalkan sang ibunda kepada pengunjung yang hadir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Termasuk di eksibisi tunggalnya kali ini. Lenny mengajak pengunjung untuk berziarah, memaknai setiap ruang yang menampilkan tiga karya utama, lalu merenungi segala peristiwa yang hadir. Ruang-ruang gelap di-setting sebagai bahan refleksi atas masa lalu dan yang kini sedang terjadi. Tema spiritualisme, perempuan, sejarah, sampai simbol wacana budaya dan agama sengaja dihadirkan Lenny.
"Ziarah yang dimaksudkan Lenny bukan mengunjungi situs fisik atau tempat ritual tertentu tapi ini semacam refleksi dari perjalanan hidupnya. Persoalannya yang pada akhirnya bukan lagi perjalanan individual tapi maknanya sudah meluas," kata kurator pameran, Bambang Asrini Widjarnarko.
Di pameran tunggal Lenny, dia menampilkan tiga karya utama yakni 'To Be or Not To Be', 'Dinners Club', dan 'Homage to Anonymous'. Seperti apa makna berziarah ke ruang-ruang Lenny Ratnasari Weichert?
Simak artikel berikutnya!
(tia/mmu)