Ada 4,5 Juta Penyandang Disabilitas yang Haus Menonton Film Lokal

Spotlight!

Ada 4,5 Juta Penyandang Disabilitas yang Haus Menonton Film Lokal

Devy Octafiani - detikHot
Kamis, 21 Jul 2016 16:07 WIB
Foto: dok. Bioskop Bisik
Jakarta -
Tak sedikit jumlah penyandang disabilitas yang ada di Tanah Air. Setidaknya data tersebut telah dicermati lewat kegiatan Bioskop Bisik.

Tak semua dari mereka pula punya akses untuk bisa menyaksikan film dengan cara yang tepat. Sebagian bahkan telah meninggalkan kebiasaan menonton ketika mengetahui di usia dewasa tak mampu melihat lagi karena berbagai sebab.

Menurut Cici dari Bioskop Bisik, jumlah penyandang disabilitas di Tanah Air cukup banyak. Dari sekitar 330 juta total penduduk Indonesia, 1,5 persennya mengalami keterbatasan dalam melihat dan mendengar. Bila dijumlah kira-kira ada 4,5 juta.

Sebetulnya data tersebut lantas dapat menjadi acuan bagi sejumlah produser untuk menggarap film-film yang dibuat secara baik dan menyeluruh. Yakni tak hanya dapat ditonton publik awam namun juga para penyandang tunanetra dan tunarungu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Para produser itu punya pasar loh di sini. Tunanetra di Indonesia itu ada 1,5 persen dari jumlah penduduk. 4,5 juta dari 330 juta kurang lebih. Cukup banyak, dan mereka bisa jadi pasar buat produksi film-film yang ada," ujar Cici.

Selama ini Bioskop Bisik memang selalu mengedepankan film lokal. Salah satu alasannya yakni film-film Tanah Air lebih mudah dipahami baik bagi para penonton tunanetra sekaligus para relawan pembisiknya.

"Kalau film luar pembisiknya harus kerja dua kali. Ngartiin dialognya sekaligus mendeskripsikan adegan, makanya kalau ada permintaan nonton film luar, saya suka pasang syarat sama para tunanetra yang diajak," imbuh Cici.

Maka dari itu Cici mengajak agar para produsen film Tanah Air bisa lebih terbuka untuk bisa menggarap film yang bisa diterima oleh banyak kalangan. Penyandang disabilitas tak bisa dianggap remeh dalam minat untuk menonton film.

"Menonton dan menikmati film itu hak semua orang sih. Makanya saya pengen suatu saat ada film-film yang penyampaiannya bisa diterima oleh penyandang tunanetra misalnya. Disediakannya audio description itu salah satu hal yang bisa membantu mereka menonton film secara asyik tanpa bingung karena cuma dengar dialog aja," tutup Cici.
(doc/mmu)

Hide Ads