Dalam sebuah wawancara, setelah mengobrol tentang profil pribadi dan inspirasi tulisannya Agnes menceritakan tentang novel Gaby. "Pas denger lagunya, aku terinspirasi untuk nulis bikin kisah soal Gaby dan lagunya. Tapi banyak pembaca yang salah kaprah," katanya kepada detikHOT, belum lama ini.
Publik justru menganggap fenomena Gaby dimulai dari kisah yang ditulis Agnes. "Tulisanku yang itu jadi kontroversial, namaku diseret-seret dan infotainment juga jadi heboh, orang jadi percaya dengan cerita itu," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Blog-nya pun kebanjiran komentar dan viewers. Kemudian, Agnes mulai merencanakan penerbitan novel Gaby secara indie publishing. Rencana rilis hampir berbarengan dengan 'Surat Kecil untuk Tuhan' seri pertama.
Namun, jika ekspetasi awalnya kisah Gaby bakal laku keras, prediksi Agnes terbalik. "Gaby memang hasilnya lumayan tapi nggak sehebat Surat Kecil untuk Tuhan, tapi tetap Gaby banyak PH (production house) yang incar untuk difilmkan," lanjut perempuan yang pernah mengenyam pendidikan sastra Jepang di kampus ternama Jakarta.
Simak: Lihainya Agnes Davonar, Mengolah Cerita Tragis Jadi Novel
Novel 'Misteri Kematian Gaby dan Lagunya' pun diadaptasi ke layar lebar oleh Batavia Pictures dengan judul 'Gaby dan Lagunya' pada November 2010. (tia/ron)