'Sabtu Bersama Bapak', Sebuah Refleksi dan Renungan

Spotlight!

'Sabtu Bersama Bapak', Sebuah Refleksi dan Renungan

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Kamis, 30 Jun 2016 15:26 WIB
Foto: Dok. Falcon Pictures
Jakarta - Bapak atau ayah kerap kali dianggap sebagai orang tua yang tegas dalam keluarga. Berbeda dengan ibu yang lebih sering tergambarkan penuh kelembutan.

Tentunya itu tak terjadi di semua keluarga. Ada saja ditemui sosok orang tua yang penuh kekerasan atau justru kelembutan. Tapi yang paling penting, terlepas dari itu semua orang tua pasti mencintai anaknya, begitu juga sebaliknya.

Dalam film 'Sabtu Bersama Bapak (SBB)', renungan-renungan akan hal itu menjadi alur cerita yang diangkat. Bagaimana seorang bapak, yang tanpa kehadirannya, terus membimbing keluarga tercinta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, menurut sang sutradara Monty Tiwa, penonton bisa menangkap hasil yang berbeda-beda dari perenungan tadi. Bisa jadi haru-biru, marah, sedih, bahkan bahagia.

"Result yang ditangkap penonton dari film ini akan berbeda-beda. Film ini menjadi refleksi penonton tentang bagaimana hubungan dia dengan bapaknya, termasuk saya dengan Almarhum bapak saya," jelas Monty kepada detikHOT saat berbincang di Kawasan Bintaro, Tangerang.

"Kalau kenangannya buruk, bisa jadi dia marah selesai nonton. Bisa sedih, bisa ada yang ketawa. Walaupun sebetulnya yang saya mau result-nya penonton bisa terharu. Karena katanya yang haru itu yang laku," sambungnya.

'SBB' merupakan film yang berangkat dari novel berjudul sama karya Adhitya Mulya. Diproduksi oleh Max Pictures, 'SBB' dibintangi oleh lima aktor utama, Abimana Aryasatya, Ira Wibowo, Arifin Putra, Deva Mahendra dan Acha Septriasa. 'SBB' dipastikan tayang pada hari lebarang, 5 Juli besok.

"Target pribadi saya sebagai sutrdara adalah 'SBB' bisa menjadi refleksi dan renungan atas sosok bapak dalam keluarga tiap orang. Target saya film ini bisa menjadi dan menyebarkan kebaikan," tandas Monty sebelum menyeruput kopi di depannya. (mif/doc)

Hide Ads