Pasang Surut Kineforum Selama Sepuluh Tahun Berdiri

Jakarta - Kineforum menjadi satu dari beberapa bioskop alternatif yang tersebar di Ibukota. Tahun ini bioskop yang berada di bawah kepengurusan Dewan Kesenian Jakarta itu genap berusia sepuluh tahun.

Jalan panjang dihadapi bioskop ini untuk tetap bertahan di antara bioskop-bioskop besar yang bermunculan. Demi mempertahankan konsistensi sebagai bioskop alternatif, beberapa hal telah dihadapi bioskop ini.

Demi memenuhi jadwal pemutaran film, Kineforum melihat ketersediaan film yang dapat mereka peroleh untuk mereka tayangkan. Film-film tersebut biasanya diperoleh melalui para sutradara, distributor, ataupun Sinematek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena kalau kita main bikin program, suka nggak sejalan sama film-film yang tersedia. Jadi sekarang kalau mau bikin program, ada tema khusus yang kita susun sesuai dengan film yang ada," kisah sang manajer Alexander Matius pada detikHOT, saat ditemui belum lama ini di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.

Merawat sebuah studio bioskop juga diperlukan perawatan khusus. Lebih lanjut Matius berharap Kineforum dapat terus meningkatkan sisi teknis layaknya bioskop-bioskop kebanyakan.

Selebihnya Kineforum ingin terus menyajikan film-film berkualitas internasional. Hingga saat ini, beberapa film berkelas dan berkualitas baru dapat mereka tayangkan bila film-film tersebut sukses masuk festival.

"Kita pengen bisa mandiri soal finansial biar bisa perawatan dan upgrade alat. Pengennya secara teknis kita setara dengan bioskop. Dan kedua bisa menikmati sinema saat ini, nggak nunggu festival. Karena kita pengen muterin film-film oke dan baru tapi ada pembayaran screening fee yang belum bisa diakomodir sama Kineforum," pungkas Matius.