Sutradara Nia Dinata mengadaptasi ulang film 'Tiga Dara' yang terkenal itu di tahun 1956. Namun Nia tak menggarap cerita filmnya yang baru sama persis.
Ia membuat kisah tiga perempuan yang menjadi tokoh utama lebih modern menyesuaikan dengan keadaan saat ini.
"Di film lama kami nggak pernah tahu detailnya, kayak di mana sekolahnya mereka dan sebagainya. Jadi let's do modern version. Perempuan-perempuan ini sangat kreatif, harus punya kerjaan danpassion," ungkapNia.
Agar 'ruh' dari film 'Tiga Dara' tak sirna, ia juga selektif memilih tokoh sang nenek yang menjadi pengasuh dan penjaga tiga dara dalam cerita aslinya. Dan karakter tersebut jatuh pada sosok Titiek Puspa.
Menurut Nia, aktris senior tersebut tak hanya jago dalam akting namun juga punya kemampuan lebih di bidang tarik suara.
"Menurut saya siapa lagi yang bisa? Eyang Titiek ini legend yang bisa nyanyi, nari dan usianya segitu. Saya cuma berdoa semoga Eyang Titi sehat," tutur Nia.
(doc/mmu)
Ia membuat kisah tiga perempuan yang menjadi tokoh utama lebih modern menyesuaikan dengan keadaan saat ini.
"Di film lama kami nggak pernah tahu detailnya, kayak di mana sekolahnya mereka dan sebagainya. Jadi let's do modern version. Perempuan-perempuan ini sangat kreatif, harus punya kerjaan danpassion," ungkapNia.
Agar 'ruh' dari film 'Tiga Dara' tak sirna, ia juga selektif memilih tokoh sang nenek yang menjadi pengasuh dan penjaga tiga dara dalam cerita aslinya. Dan karakter tersebut jatuh pada sosok Titiek Puspa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut saya siapa lagi yang bisa? Eyang Titiek ini legend yang bisa nyanyi, nari dan usianya segitu. Saya cuma berdoa semoga Eyang Titi sehat," tutur Nia.











































