Kepada detikHOT via surel, Ruth mengisahkan pengalamannya belajar kaligrafi. Bermula dari iseng-iseng belaka, Ruth belajar otodidak, tanpa bantuan guru seni maupun kerabat terdekatnya.
"Aku download Calligraphy Worksheet dari The Postman Knock dan beli supplies sendiri. Lalu sisanya belajar dari youtube. Aktivitas awal belajar seperti itu," ungkapnya, Rabu (30/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak kecil, Ruth sudah hobi menggambar dan akhirnya belajar seni di tempat kuliahnya. Hanya butuh waktu beberapa bulan, sampai Ruth menerima pesanan membuat kaligrafi di kartu undangan sahabatnya. Lambat laun, setelah mengambil job, Ruth sudah dikenal masyarakat sekaligus pengikut di akun Instagram @seniman_calligraphy.
"Saat itu aku mengambil job tanpa banyak pengalaman sebelumnya. Jadi waktu pengerjaannya jauh lebih lama dari harga penawaran yang ditawarkan," lanjut Ruth.
Selain itu, Ruth juga belajar kaligrafi dari inspirator favoritnya. Di antaranya adalahh Jenna Raney dari Monvoir Calligraphy. Baginya, seniman kaligrafi tersebut mengerjakan setiap pesanan karya dengan indah, penuh ilustrasi bunga, dan punya gaya kaligrafi modern yang unik.
Baca Juga: Ruth Jahja-Daro, Seniman Kaligrafi yang Eksis di Instagram dan Mendunia
Sebenarnya, cerita Ruth, banyak penggemarnya yang ingin memesan kaligrafi kartu undangan tapi karena terbatas shipping cost, maka ia menolaknya. "Pelanggan aku biasa dari boutique invitation local atau referral dari client dan wedding professional lainnya," tuturnya.
Berbagai tulisan indah dengan banyak gaya tulisan di kartu dan medium lainnya pernah diaplikasikan Ruth. Tren ini pun kian digemar di penjuru dunia. Tak hanya seni kaligrafi, tapi industri pernikahan di fotografi atau film Amerika Serikat tengah populer. "Dekorasi wedding yang rustic, antik, and handmade juga lagi banyak permintaan. Bahkan barista kopi juga semakin 'artisan'," pungkasnya.
(tia/mmu)