Perempuan kelahiran Jakarta, 9 Juni 1988 silam di Instagram dikenal dengan nama @seniman_calligraphy. Ruth bercerita sejak kuliah interior design dan fine arts, ia mulai belajar menggambar dengan beragam medium. Mulai dari charcoal, pencil, watercolor, gouache, acrylic, dan sebagainya.
"Setiap Natal, aku selalu semangat menulis kartu dan bungkus kadonya. Setelah bekerja, iseng-iseng belajar calligraphy. Awalnya cuma untuk tambah uang jajan, tapi sekarang jadi sibuk," ujar Ruth yang kini berdomisili di Los Angeles, Amerika Serikat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, 'wedding calligraphy' paling cocok untuk menerapkan kemampuan dan hobi menggambar Ruth. "Karena bisa mengaplikasikan line drawing, illustration, dan watercolor," katanya.
![]() Dok. Steve Torres Photography |
Selain itu, Ruth pun harus menggunakan Adobe design software. Namun, terkadang ia bisa mengaplikasikan ilmu yang dipelajarinya di interior design. "Karena rekomendasi warna harus disesuaikan dengan lokasi dan tema. Jadi tidak terbatas untuk menulis calligraphy saja."
Penggemar Ruth tak sebatas dari Negeri Paman Sam saja. Tapi pengikutnya di Instagram berasal dari segala penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Beberapa waktu lalu, Ruth pernah menggelar workshop 'wedding calligraphy' di Ubud, Bali dan di kawasan tempat tinggalnya.
Lalu, apa yang membedakan gaya wedding calligraphy ciptaannya dengan seniman lainnya?
"Untuk style, aku lebih fluid dari traditional copperplate calligraphy tapi tidak terlalu bebas. So, it's still beautiful and formal enough for different wedding style with a few minor tweaking," ujar lulusan Interior Architecture, Woodbury University.
Simak artikel berikutnya!
(tia/ron)