Kontroversi Pemutaran Film 'Senyap' di Hari HAM Sedunia

Spotlight

Kontroversi Pemutaran Film 'Senyap' di Hari HAM Sedunia

- detikHot
Kamis, 11 Des 2014 10:21 WIB
Penghentian pemutaran film Senyap (M.Aminuddin/detikHOT)
Jakarta - Film 'Senyap' karya Joshua Oppenheimer telah diputar serentak di seluruh Indonesia pada Rabu, (10/12). Berbagai komunitas, kampus dan institusi lain beramai-ramai menggelar acara nonton bareng yang terbuka gratis untuk publik. Namun tak semuanya berjalan lancar.

Film yang memiliki judul 'The Look of Silence' itu diganggu saat pemutaran di Semarang, dan bahkan dihentikan ketika penayangannya di Warung Kelir, Kota Malang. Dihentikannya film karena ada seorang pria bernama Haris budi Kuncahyo dari LSM Pribumi berteriak-teriak. Pasca menuntut penghentian paksa penanyangan film berdurasi 85 menit itu, Haris diberi kesempatan bergabung dalam diskusi.

Saat itu, Haris mengaku sangat mengkhawatirkan, jika film tersebut akan memicu masalah baru karena isu yang diangkat sensitif. "Lebih baik, kita bersama-sama memerangi narkoba. Daripada menonton film ini," katanya dalam diskusi, Rabu (10/12/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Haris sendiri awalnya merangsek masuk ke dalam warung, dimana saat itu penuh dengan pengunjung yang akan menyaksikan film dokumenter tersebut. Baru berjalan beberapa menit Haris kemudian berdiri dan berteriak meminta operator mematikan penanyangan.

Namun tidak lama berjalan, warga mendatangi Warung Kelir dan meminta diskusi bubar. Kegiatan tersebut dianggap warga sudah meresahkan.

Sementara di pemutaran film 'Senyap' di 8 lokasi di Jakarta berlangsung dengan lancar. Bahkan pemutaran di ReadingRoomJkt, Kemang, banjir peminat, hingga menimbulkan sedikit kemacetan. Usai pemutaran, acara nonton bareng dilanjutkan dengan diskusi.

Pemutaran serentak film 'Senyap' di berbagai kota di Indonesia, bertepatan dengan peringatan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia pada 10 Desember. Dalam berbagai kesempatan, sutradara Joshua Oppenheimer mengatakan keinginannya agar masyarakat Indonesia menonton filmnya dan peduli pada pelanggaran HAM yang terjadi di masa lalu.

'Senyap' telah menandai pemutaran perdananya di Indonesia di Graha Bhakti Budaya, TIM, bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November lalu. Sebelumnya, karya dokumenter kedua Joshua seputar pembantaian pasca-1965 setelah 'Jagal' (The Act of Killing) telah menggebrak di Festival Film Venesia di Italia, 6 September.

Film ini meraih Penghargaan Utama (Grand Jury Prize), dan 4 piala lainnya. Salah satunya sebagai film dokumenter pertama yang memenangkan piala Mouse d'Oro (Penghargaan Kritikus Online) sebagai film terbaik. Sebagai film yang digolongkan dalam tema hak azasi manusia, 'Senyap' juga memenangkan Human Rights Nights Award.

Masih satu napas dengan 'Jagal' (The Act of Killing), 'Senyap' membalikkan perspektif dari pelaku pembantaian ke (keluarga) korban.

(ich/ron)

Hide Ads