Kaspar Almayer yang diperankan oleh aktor Inggris Peter Obrien juga seorang pedagang senjata yang terpandang. Dalam cerita, Almayer menikah dengan wanita Malaka bernama Mem yang berasal dari etnis Betawi.
Usahanya Almayer mencari gunung emas kerap dihalangi oleh berbagai tantangan baik dari pedagang Arab (Alex Komang), manuver politik ketua suku adat setempat (El Manik), hingga ancaman tentara Kolonial Inggris dan bajak laut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Almayer mengirimkan putrinya, Nina, yang berumur 10 tahun untuk bersekolah di Singapura agar mendapat pendidikan ala Barat. Sepuluh tahun kemudian Nina pulang menjadi seorang wanita yang cantik.
Pangeran Malaka yang tampan bernama Daen Maroola membeli bubuk mesiu dari Almayer. Ketika Daen melihat Nina, ia pun jatuh cinta.
Daen mengatakan kepada Almayer bahwa ia mengetahui letak gunung emas yang Almayer inginkan. Ia juga bersedia membantu Almayer menemukan gunung emas tersebut apabila Almayer membantunya mendapatkan bubuk mesiu yang ia butuhkan.
Tanpa sepengetahuan Almayer, bubuk mesiu tersebut digunakan Daen untuk berperang melawan pasukan penjajah Inggris yang pada saat itu menguasai Malaka. Daen pun dianggap bajak laut pemberontak oleh Inggris dan menjadi buronan.
"Kadang prioritas kita terbalik-balik, kita korbankan begitu banyak teman, rekan bahkan keluarga demi mencapai gunung emas, dimana sebenarnya keluarga, sahabat, dan teman kita adalah gunung emas yang paling berharga," kata Sara.
'Gunung Emas Almayer' adalah film ketiga produksi Media Desa Indonesia setelah trilogi 'Merah Putih' dan 'Java Heat'. Film ini dijadwalkan tayang pada 6 November mendatang.
(ich/mmu)