Sebuah studi di Korea Selatan menyebut idola K-Pop perempuan lebih kerap mendapatkan kritikan dari publik. Bahkan mereka punya standar tertentu yang harus diikuti, berbeda dengan idola pria.
Seperti Februari 2020 lalu, Mijoo, member girlband Lovelyz, membaca komentar-komentar yang diterima saat mengadakan siaran live. Kala itu ia membaca sebuah komentar yang vulgar tentang dirinya.
Di balik kamera, terdengar member Lovelyz lainnya mengumpat saat mendengar komentar tersebut. Video rekaman siaran live itu pun menjadi viral, dan membuat member Lovelyz mendapatkan kritik pedas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara di sisi lain, ketika idola K-Pop laki-laki terdengar mengumpat di siaran live, sama sekali tak ada komentar dari publik. Bahkan media sama sekali tak mengangkat kasus ini.
Kim Su Jeong, seorang profesor di Universitas Nasional Chungnam, membeberkan alasan perbedaan tersebut ke publik. Menurutnya, alasan dari perbedaan tersebut berada pada kebudayaan Korea Selatan itu sendiri.
"Publik memperlakukan selebriti perempuan lebih keras karena masyarakat Korea punya struktur pria yang lebih dominan, dan kebudayaan yang mendiskriminasikan perempuan," ungkap Kim.
"Orang-orang ingin melihat idola K-Pop perempuan sebagai pribadi yang baik hati, penurut, dan dewasa. Mereka akan kesal ketika melihat idola tak berlaku seperti norma yang ada," lanjutnya.
Banyak idola yang kemudian mengungkapkan dukungannya terhadap kaum perempuan dengan sejumlah postingan di Instagram. Seperti Yeeun, member Wonder Girls, yang dituding sebagai feminis setelah menulis ulasan soal film Kim Ji Young: Born 1982.
Begitu juga dengan Irene Red Velvet yang langsung diserang karena membaca buku tersebut. Diketahui, Kim Ji Young: Born 1982 merupakan film yang dibuat berdasarkan buku berjudul sama, yang mengangkat isu feminisme.
Naeun Apink juga pernah dikritik oleh publik hanya karena mengunggah sebuah foto dengan phone-case bertuliskan 'Perempuan bisa melakukan apa saja'. Tak lama, Naeun pun langsung menghapus foto tersebut.
"Cara orang-orang marah dan mengancam para idola perempuan yang memperlihatkan dukungan mereka terhadap feminis memperlihatkan bagaimana cara pandang mereka terhadap kaum perempuan di Korea sangat berbeda," pungkasnya.
(dal/dar)