'Unorthodox', Perlawanan Yang Menggetarkan

'Unorthodox', Perlawanan Yang Menggetarkan

Candra Aditya - detikHot
Jumat, 12 Jun 2020 19:01 WIB
Film Unorthodox
Unorthodox. Foto: Dok. Netflix
Jakarta -

Buat kalian yang masih sibuk mengerjakan apa-apa di rumah, 'Unorthodox' bisa dijajal untuk me-refresh pikiran yang penat dengan semua kerusuhan yang sedang terjadi. Diadaptasi dari memoar Deborah Feldman berjudul Unorthodox: The Scandalous Rejection of My Hasidic Roots, miniseri ini akan mengenalkan Anda terhadap potret agama yang mungkin Anda asing: Yahudi.

Karena durasinya pendek (kurang dari satu jam) dan hanya empat episode yang dipersembahkan Netflix di musim pertamanya, Unorthodox tidak berbasa-basi dalam bercerita. Openingnya dibuat cukup intense.

Kita melihat gadis muda bernama Esty (Shira Haas) yang tinggal bersama komunitasnya, para kaum Yahudi Orthodox, di daerah Brooklyn, New York. Kita melihatnya mempersiapkan sesuatu. Kita melihatnya terlihat tergesa-gesa dan berhati-hati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian dia mengambil paspor, uang cash dan segera berangkat ke bandara. Dalam perjalanan ke bandara Esty berusaha keras untuk menutupi wajahnya. Membuat sopir taxi menatapnya dengan heran.

Beberapa saat setelah Esty pergi, Yanky (Amit Rahav) kebingungan mencari kemana pergi istrinya. Orang tuanya tentu saja panik. Seluruh anggota komunitas bergetar. Esty sampai di Berlin. Tanpa koper, hanya dengan uang seadanya, Esty berjalan tanpa arah.

ADVERTISEMENT

Wajahnya menunjukkan ada misi. Tapi belum ada yang pasti. Sementara itu Yanky dan sahabatnya Moishe (Jeff Wilbusch) mendapatkan informasi bahwa Esty pergi ke Berlin. Kedua orang ini pun pergi ke Berlin, sementara Esty masih berkeliling mencari apa yang dia cari.

Film 'Unorthodox'Film 'Unorthodox'. Foto: Dok. Netflix

Unorthodox dengan cerdik menceritakan tentang betapa kepercayaan dapat mengkungkung seseorang hanya dengan empat episode. Tim penulis Anna Winger, Alexa Karolinski dan Daniel Hendler dengan cerdik menggunakan teknik flashback untuk membuat semua aksi yang dilakukan oleh tokoh utamanya menjadi terasa lebih manusiawi.

Hal-hal yang kita lihat mengenai background Esty, sejarah kenapa dia menikah dengan Yanky sampai drama pernikahannya akhirnya menjadi justifikasi atas hal-hal yang ia lakukan sepanjang film. Menariknya, Unorthodox menunjukkan bagaimana kefanatikan agama ini menjadi sesuatu yang lebih dari sekedar percaya kepada Tuhan.

Karakter seperti Yanky misalnya. Dia menjadi melakukan hal-hal yang mungkin Anda tidak setuju bukan karena dia ingin melakukan hal tersebut tapi memang karena keterbatasan ilmu pengetahuan. Melihat reaksi Yanky ketika Moishe melanggar larangan-larangan agama mereka karena mereka sedang dalam misi juga hal yang menarik.

Unorthodox juga menjadi sebuah tontonan yang sangat fresh dan kuat karena hampir semua orang yang terlibat adalah perempuan dan mereka tahu apa saja yang ingin mereka bicarakan.

Diadaptasi dari memoar seorang perempuan, diadaptasi oleh perempuan dan disutradarai oleh Maria Schrader, Unorthodox tanpa tedeng aling-aling menggambarkan potret yang nyata seorang gadis, seorang istri dalam belenggu agama ini. Betapa tugas seorang istri hanya untuk melayani suami dan menjadi mesin pencetak anak.

Schrader sebagai sutradara sendiri tidak setengah-setengah dalam menyuarakan opininya. Dia melukis gambarnya dengan lugas. Hampir semua adegan flashback yang dialami oleh Esty terasa sangat memilukan.

Kalimat-kalimat yang keluar dari Esty juga sungguh memilukan, bahkan setelah kita tahu apapun yang dia alami. Penggambaran pernikahan Esty dan Yanky yang sungguh sendu dan dark juga menjadi sebuah pil yang berat untuk ditelan.

Unorthodox tidak akan menjadi sebuah tontonan yang kuat tanpa penampilan sensasional Shira Haas. Aktris muda asal Israel ini dari awal sudah mengunci penonton dengan permainannya yang dahsyat. Sorot matanya, gestur tubuhnya, cara dia menyampaikan dialognya benar-benar apik.

Tapi kemampuannya berakting benar-benar teruji dalam adegan-adegan yang tidak membutuhkan dialog. Seperti opening seri ini. Dalam keheningan, kita bisa merasakan ketegangan yang dibutuhkan.

Film 'Unorthodox'Aksi Shira Haas di 'Unorthodox'. Foto: Dok. Netflix

Ada satu adegan ketika Esty harus menelpon neneknya dan dia menangis. Kepedihan yang Esty rasakan langsung bisa saya rasakan karena Haas benar-benar mempunyai komando penuh atas permainannya. Dengan empat episode berdurasi pas, Unorthodox akhirnya menjadi sebuah drama yang asyik untuk dinikmati.

Pada akhir episodenya, Anda akan menginginkan bab Esty berikutnya. Tapi satu hal yang paling luar biasa dari Unorthodox adalah dia berhasil mengenalkan penonton terhadap sebuah budaya yang mungkin kita tidak pernah kenal sebelumnya.

Kalau Anda mencintai sebuah tontonan dengan permainan akting yang baik, cerita yang kuat dan penceritaan yang baik, Unorthodox adalah jawabannya.

Unorthodox dapat disaksikan di Netflix

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.

[Gambas:Youtube]






(ass/ass)

Hide Ads