Kehadiran Djenar Maesa Ayu di industri buku menjadi fenomena tersendiri. Namanya terus melekat dengan sebutan sastrawan sastrawangi dan kerap menulis persoalan perempuan serta feminisme.
Salah satu buku kumpulan cerpen 'Mereka Bilang, Saya Monyet!' yang diadaptasi ke layar lebar pun digemari para pembacanya. Penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU) merencanakan segera mencetak ulang buku yang memenangkan Khatulistiwa Literary Award tersebut.
Editor Senior bagian Sastra GPU, Mirna Yulistianti mengatakan ada beberapa alasan yang membuat buku kumpulan cerpen 'Mereka Bilang, Saya Monyet!' dicetak ulang kembali.
"Karena buku ini terus diinginkan pembaca, menyuarakan pembelaan terhadap perempuan, awareness atas represi terhadap perempuan, soal ketidakseimbangan patriarki, dan sistem kelas di masyarakat terutama masyarakat Indonesia," kata Mirna saat Live IG GPU, seperti dikutip detikcom.
Dari alasan itu, penerbit mencetak ulang dengan desain terbaru yang lebih ciamik. Sampul bukunya didesain oleh Sukutangan, duo asal Bali yang bernama Ndari dan Genta.
![]() |
"Ini cover-nya keren banget, yang desain Sukutangan. Mereka berdua sudah desain buku-buku dari luar dan dalam negeri, dan ini contoh sampulnya," sambung Mirna sambil membocorkan desain buku tersebut.
Sampul terbaru akan memperlihatkan dua orang yang sedang minum bir. Djenar pun mengapresiasi kabar baik tersebut.
Kumpulan cerpen 'Mereka Bilang, Saya Monyet!' merupakan buku pertama Djenar yang langsung merebut perhatian pembaca. Tema yang berani, cara bercerita yang lugas, dan eksploratif mendapat pujian dari kritikus.
Di dalam cerpen 'Wong Asu' hanya menampilkan dialog saja. Penggunaan metafora yang unik bisa dibaca pada cerpen "Durian". Cerpen 'Waktu Nayla' menjadi Cerpen Terbaik Kompas 2003.
Dalam perjalanannya, dua dari cerpen dalam buku ini pun menjadi inspirasi bagi Djenar untuk pembuatan film 'Mereka Bilang, Saya Monyet!' yang disutradarainya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(tia/imk)