Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto, menuturkan menjaga koleksi yang ada merupakan tanggung jawab sekaligus tantangan baru bagi pihak GNI.
"Koleksi karya seni rupa yang dimiliki Galeri Nasional Indonesia merupakan karya koleksi negara yang memiliki nilai-nilai penting meliputi nilai sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, kebudayaan, teknologi, dan pariwisata," ujar Pustanto dalam siaran pers yang diterima detikcom.
Konservator Galeri Nasional Indonesia, Jarot Mahendra, pun mengungkapkan ditutupnya galeri selama kurang lebih 3 bulan berpengaruh terhadap koleksi yang ada. Ada hal-hal teknis yang harus diperhatikan.
"Pengecekan suhu ruangan, kelembaban udara, serta hal-hal teknis lainnya juga berkurang intensitasnya. Semua hal itu mempengaruhi kondisi koleksi GNI," kata Jarot.
Pihak GNI pun memperhatikan penyemprotan disinfektan di ruang-ruang museum dan galeri. Ada bahan-bahan kimia tertentu yang bisa merusak permukaan dan bahan karya seni rupa.
"Ada juga zat-zat kimia tertentu di sabun cuci tangan atau hand sanitizer yang kalau bersentuhan langsung dengan karya seni dapat merusak karya tersebut," sambungnya.
Ia menambahkan, "Diperlukan cara tepat untuk memastikan agar karya seni dapat aman dan terawat dengan baik selama pandemi COVID-19."
(tia/doc)