"Saya selalu nanggap beliau untuk membantu sosialisasi (program-program) di Perhubungan. Sekitar 12 kali saya pernah bertemu di Semarang, Klaten, Klaten, Jogja, sampai Jawa Timur," kata Budi Karya dalam program Blak-blakan di detik.com.
Sebagai orang Jawa yang tidak fasih berbahasa Jawa karena lahir dan besar di Palembang, dia mengaku sangat terbantu oleh Didi Kempot setiap kali melakukan sosialisasi. Sebab gaya komunikasinya lebih komunikatif dalam menyampaikan pesan-pesan untuk masyarakat di Jawa Tengah maupun Jawa Timur.
"Kalau saya kan mboten saget maneh bicara Jawa gitu. Bisanya ngomong Palembang," kata lelaki kelahiran Palembang, 18 Desember 1956 itu.
Salah satu yang paling mengesankan dari sosok Didi Kempot, menurut Budi Karya, antara lain kesederhanaanya. Sebagai seorang diva di bidangnya, dia tidak pernah meminta syarat aneh-aneh selama bekerja sama dengan Kemenhub.
"Selama berinteraksi dengan saya, terkadang ya dia nyelonong aja datang sendiri. Gak pake minta dijemput-jemput gitu," ujarnya.
Dari sekian banyak lagu dan penampilan Didi Kempot di panggung, Budi Karya memuji penampilannya saat duet dengan penyanyi Isyana Saraswati. Ia menilai duet itu sebagai bagian dari perpaduan dua budaya, Jawa dan Sunda.
"Saya mungkin sehari bisa dengerin sampai lima kali lagu yang duet Cendol Dawet itu. Saya pikir kualitas bernyanyi terbaik, duet dengan Isyana itu puncak terbaik karya seni Didi Kempot," papar Menhub Budi Karya yang juga gitaris di grup band 'Elek Yo Ben'.
(ddg/nu2)