10 Lagu Rhoma Irama Terpopuler yang Liriknya Penuh Petuah

10 Lagu Rhoma Irama Terpopuler yang Liriknya Penuh Petuah

Muhammad Rifqie Putra - detikHot
Selasa, 17 Mar 2020 20:21 WIB
Rhoma Irama
Foto: Istimewa/10 Lagu Rhoma Irama Terpopuler yang Liriknya Penuh Petuah
Jakarta -

Pesona Rhoma Irama sebagai Raja Dangdut seperti tak pernah pudar. Sederet lagu yang dia ciptakan di tahun 1970-an masih populer hingga kini.

Tembang karangan pria kelahiran Tasikmalaya, 11 Desember 1946 memiliki melodi yang indah untuk dinikmati. Banyak petuah yang bisa dipetik melalui lagu-lagu Bang Haji.

Berikut beberapa lirik lagu hits Rhoma Irama:

1. Begadang (1973)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begadang jangan begadang // Kalau tiada artinya // Begadang boleh saja // Kalau ada perlunya
Begadang jangan begadang // Kalau tiada artinya // Begadang boleh saja //Kalau ada perlunya
Kalau terlalu banyak begadang // Muka pucat karena darah berkurang // Bila sering kena angin malam // Segala penyakit akan mudah datang // Darilah itu sayangi badan // Jangan begadang setiap malam

Melalui lagu ini, Rhoma Irama berpesan agar tak sering-sering begadang, jika bukan untuk hal hal yang produktif. Apalagi memang secara medis, begadang malam dan kurang tidur tidak baik untuk kesehatan.


2. Darah Muda (1975)

Darah muda darahnya para remaja // Yang selalu merasa gagah // Tak pernah mau mengalah // Masa muda masa yang berapi-api // Yang maunya menang sendiri // Walau salah tak peduli // Darah muda
Biasanya para remaja // Berpikirnya sekali saja // Tanpa menghiraukan akibatnya // Wahai kawan para remaja // Waspadalah dalam melangkah // Agar tidak menyesal akhirnya
Darah muda darahnya para remaja // Yang selalu merasa gagah // Tak pernah mau mengalah // Darah muda

ADVERTISEMENT


3. Judi (1989)
Judi (judi) // Menjanjikan kemenangan // Judi (judi) // Menjanjikan kekayaan // Bohong (bohong) // Kalaupun kau menang // Itu awal dari kekalahan // Bohong (bohong) // Kalaupun kau kaya // Itu awal dari kemiskinan
Judi (judi) // Meracuni kehidupan // Judi (judi) // Meracuni keimanan // Pasti (pasti) // Karena perjudian // Orang malas dibuai harapan // Pasti (pasti) // Karena perjudian // Perdukunan ramai menyesatkan
Yang beriman bisa jadi murtad // Apalagi yang awam // Yang menang bisa menjadi jahat // Apalagi yang kalah // Yang kaya bisa jadi melarat // Apalagi yang miskin // Yang senang bisa jadi sengsara // Apalagi yang susah // Uang judi najis tiada berkah
Uang yang pas-pasan // Karuan buat makan // Itu cara sehat // 'Tuk bisa bertahan // Uang yang pas-pasan // Karuan ditabungkan // Itu cara sehat // 'Tuk jadi hartawan
Apa pun nama dan bentuk judi // Semuanya perbuatan keji // Apa pun nama dan bentuk judi // Jangan dilakukan dan jauhi

4. Ani (1978)
Ani, Ani // Sungguh aku tahu kau rindu padaku // Ani, Ani Engkau juga tahu ku rindu padamu // Tetapi untuk sementara biarlah berpisah // Ku pergi karena terpaksa demi cita-cita // Ani, Ani // Tabahkan hatimu, aku juga rindu
Ini semua aku lakukan demi cinta // Cintaku kepadamu, Ani, cinta yang suci // Nanti bila sudah tercapai cita-cita // Baru aku akan kembali padamu, Ani // Sabarlah sayang, tunggu ku pulang // Sabarlah sayang, tunggu ku pulang

5. Dawai Asmara (1985)

Dawai asmara bergetar syahdu // Mengalunkan senandung rindu // Belaian mesra membuai jiwa // Tak terlukiskan bahagia // Hanyut dalam gelora cinta // Hanyut di dalam suka cita // Tenggelam dalam madu cinta // Tenggelam di dalam bahagia // Dawai asmara bergetar syahdu // Mengalunkan senandung rindu // Belaian mesra membuai jiwa // Tak terlukiskan bahagia // Syair para pujangga mengabadikan cinta // Hati para dewasa pasti tersentuh cinta // Ada yang lembut dan manja // Cinta membuat terlena // Ada kala bergelora // Bak debur ombak samudera

Pesona cinta menggapai sukma // Menjanjikan sejuta indah // Terbit selera tergugah jiwa // 'Tuk menyemaikan benih cinta // Semoga putik 'kan berbunga // Semoga panggil 'kan berjawab // 'Ku ingin hidup dengan cinta // 'Ku ingin selalu bersamanya // Pesona cinta menggapai sukma // Menjanjikan sejuta indah // Terbit selera tergugah jiwa // 'Tuk menyemaikan benih cinta

6. Mirasantika (1997)

Dulu aku suka padamu dulu aku memang suka // (Ya-ya-ya) // Dulu aku gila padamu dulu aku memang gila // (Ya-ya-ya) // Sebelum aku tahu kau dapat merusakkan jiwaku (o-o-o, o-o-o) // Sebelum aku tahu kau dapat menghancurkan hidupku

Sekarang tak-tak-tak-tak // 'Ku tak mau tak mau tak-tak-tak-tak-tak // 'Ku tak mau tak mau tak ('ku tak mau tak) // Sekarang tak-tak-tak-tak // 'Ku tak sudi tak sudi tak-tak-tak-tak-tak // 'Ku tak sudi tak sudi tak ('ku tak sudi tak)

Dulu aku suka padamu dulu aku memang suka // (Ya-ya-ya) // Dulu aku gila padamu dulu aku memang gila
Minuman keras (miras), apa pun namamu // Tak akan kureguk lagi // Dan tak akan kuminum lagi // Walau setetes (setetes)

Dan narkotika (tika), apa pun jenismu // Tak akan kukenal lagi // Dan tak akan kusentuh lagi // Walau secuil (secuil)

Gara-gara kamu orang bisa menjadi gila // Gara-gara kamu orang bisa putus sekolah // Gara-gara kamu orang bisa menjadi edan // Gara-gara kamu orang kehilangan masa depan
Mirasantika

7. Tabir Kepalsuan (1985)

Ternyata hatimu buta // Buta karena tabir kepalsuan

Kucoba untuk tidak putus asa // Membuka mata hatimu // Kucoba menguakkan tabir // Penghalang cintamu dan cintaku

'Ku tahu kau terjerat dan terbenam // Dalam kepalsuan // Cinta tak dapat lagi membedakan // Siapa dan yang mana

Wahai angin pengembara // Terbangkan tirai penghalang di hatinya // Agar merasakan getarannya jiwa // Wahai burung duta suara // Dendangkan lagu untuknya tentang cinta //Agar hirau akan hatiku yang lara

Apakah belum juga kau mengerti // Atau memang tiada cinta lagi

Telah kupaparkan segalanya padamu // Siapa diriku // Kini kuserahkan kepadamu untuk // Menentukan sikapmu // 'Kan kuterima itu walaupun hati // Pedih dan merana // Karena 'ku tahu tak seorang pun bisa // Memaksakan cinta

Oh, oh, oh, oh

8. Bahtera Cinta (1985)

Beredar sang bumi // Mengitari matahari // Merangkaikan waktu // Tahun-tahun berlalu

Namun cintaku // Takkan pernah berubah // Masa demi masa // Kita berdua // Takkan pernah berpisah // Baur dalam cinta

Berlayar bahtera // Mengharungi Samudra // Mencapai tujuan // Nun di pantai harapan

Badai dan gelombang // Yang datang merintang // Takkan merubah // Haluan cita-cita

Padamu nahkoda // Kutambatkan cinta // Bawalah daku // Ke pulau bahagia


9. Roda Kehidupan (1987)

Sedih hati sedih, pedih sangat pedih // Cobaan tumpang-tindih silih berganti // Luka hati luka, dalam sangat dalam // Air mata jangan tertumpahkan // Apa pun derita, apa pun sengsara // Kucoba tersenyum dan tersenyum lagi

Roda kehidupan dunia berputar // Mewarnai nasib manusia // Suka dan terkadang duka // Dalam kehidupan dunia // Tiada insan yang bebas dari cobaan

Baik bagi si miskin ataupun yang kaya // Baik bagi jelata atau yang Berjaya // Lain orang lain ujian // Itulah keadilan Tuhan


10. Bulan Bintang (1990)

Bulan di manakah kini // Jangan kau sembunyi tampakkanlah diri // Bintang sepi menyendiri// Berselimut sunyi selalu mencari

Malam semakin kelam tanpa kau sang rembulan // Bintang sedih bermuram tanpa kau sang rembulan

Bulan di manakah kini // Jangan kau sembunyi tampakkanlah diri

Naluriku berkata bulan masih ada // Dan menanti bintang dengan penuh damba // Kuyakin bulan juga gelisah merana // Dan menanggung rindu dalam penantian

Bulan bintang pun merindukanmu//

Itulah 10 lagu terbaik Rhoma Irama, selamat benyanyi!




(nwy/erd)

Hide Ads