Dilansir South China Morning Post, Senin (2/3/2020), dampak Corona jauh lebih parah dari epidemi sindrom pernapasan akut (SARS) di 2003. Komite Eksekutif Federasi Pembuat Film Hong Kong tak memungkiri hal ini berdampak pada proses pembuatan film di sana.
"Dengan adanya virus corona, ini bukan hanya seperti musim dingin yang dingin bagi industri film kami, melainkan sudah seperti tsunami yang datang menghampiri," ujar ketua federasi, Tenky Tin Kai-man.
Hong Kong pernah dijuluki Hollywood of the East. Meski perlahan kemasyhuran tersebut sirna, namun industri film menyumbang 4,4 persen dari produk domestik bruto Hong Kong.
Kini industri film Hong Kong dihadapkan pada masalah besar. Ada kekhawatiran wabah corona berdampak lebih besar pada pendapatan para pekerja di industri ini.
Beberapa pembuat film akhirnya memasarkan karya mereka melalui streaming online. Mereka ramai-ramai membuat kesepakatan dengan iQiyi, streaming 'Netflix' ala China.
(doc/imk)